Selamat datang kembali, hari biasa. Aku selalu mencintaimu, seperti biasa.
—Twitter, 13 September 2016
Aku selalu mencintai hari biasa. Alasannya sederhana; karena tidak ada yang membahas, meributkan, apalagi merayakannya.
—Twitter, 5 Juni 2016
Perayaan adalah cara manusia untuk menikmati mudarat di atas manfaat, demi kesenangan sesaat.
—Twitter, 10 September 2016
Aku tak pernah tertarik pada hari raya, karena telanjur cinta pada hari biasa. Hanya hari biasa yang membuatku tenteram sebagai manusia.
—Twitter, 10 September 2016
Seharusnya tidak ada hari raya apa pun di dunia, agar setiap hari menjadi waktu istimewa, dan kehidupan berlangsung bersahaja tapi mulia.
—Twitter, 10 September 2016
Jika semua hari adalah hari biasa, dan orang-orang dapat menjalani hidup sebagaimana biasa, sepertinya semua hal akan baik-baik saja.
—Twitter, 1 Juli 2016
Harga-harga naik lagi tahun ini, dan entah kapan akan turun kembali. Tampaknya manusia memang senang mempersulit diri sendiri.
—Twitter, 1 Juli 2016
Bagiku, yang paling indah dijalani adalah hari biasa, saat semua orang bisa menjalani hidup dengan mulia seperti biasa, tanpa ribut-ribut.
—Twitter, 1 Juli 2016
Mungkin kita perlu merayakan “Hari Biasa Nasional”, atau “Hari Biasa Sedunia”, agar lebih bisa menghargai hari biasa.
—Twitter, 21 Oktober 2016
Selamat merayakan hari biasa yang mulia seperti biasa. Mohon maaf lahir dan batin. » http://bit.ly/1Lx41Ec
—Twitter, 5 September 2016
*) Ditranskrip dari timeline @noffret.