Senin, 20 November 2017

Naluri Bocah

Baca-baca email, ada yang nanya, "Kenapa gak pernah nulis soal Fatin?" | Jawabannya simpel, dia bukan mbakyu.

Alasan yang sama kenapa aku tidak pernah menulis tentang Raisa, Isyana dan mungkin beberapa wanita terkenal lain. Mereka semua bukan mbakyu.

Aku pernah berusaha setengah mati untuk bisa menulis tentang Nabilah. Tapi terus menerus gagal. Karena masalahnya ya itu, dia bukan mbakyu.

Ketika akhirnya bisa memaksa diri untuk menulis tentang Nabilah, hasilnya malah kayak gini: Nabilah Bukan Mbakyu » http://bit.ly/2kgr8hg

Menulis tentang wanita itu sulit. Untuk bisa melakukannya, aku harus punya hubungan dengan wanita itu... atau dia harus seorang mbakyu.

Jadi, ketika tempo hari orang-orang geger karena Raisa tunangan, terus terang aku tak terpengaruh. Pikirku, "Bodo amat, dia bukan mbakyu!"

"Bagaimana kita tahu seorang wanita tergolong mbakyu atau bukan mbakyu?" | Oh, kau harus menjadi bocah terlebih dulu.

Aku menatap, menilai, dan mengagumi wanita tidak dengan mata seorang lelaki, tapi dengan tatapan, pikiran, dan hati seorang bocah.


*) Ditranskrip dari timeline‏ @noffret, 30 Juli 2017.

 
;