Selasa, 10 November 2020

Kasus Retweet Tidak Wajar

Agatha Christie menulis novel bagus berjudul The A.B.C. Murders. Mengisahkan kasus pembunuhan yang cerdik, rumit, dan aneh. Si penjahat ingin membunuh seseorang, tetapi, agar tak terlihat sebagai kasus pembunuhan tunggal, dia melakukan pembunuhan berantai, berdasarkan abjad.

Pertama, dia membunuh seseorang yang namanya berawalan A. Korban kedua punya nama berawalan B. Dan korban ketiga punya nama berawalan C. Seiring dengan itu, dia memfitnah seseorang sebagai pembunuhnya, bernama Alexander Bonaparte Cust (ABC). Benar-benar cerdik sekaligus licik.

Polisi menduga itu kasus pembunuhan berantai yang dilakukan psikopat sinting, yang tergila-gila pada abjad. Tapi Hercule Poirot, yang ikut menangani kasus itu, tahu bahwa pembunuhan tersebut sebenarnya cuma menyasar satu orang. Sementara korban-korban lainnya hanyalah “bumbu”.

Ide cerita semacam itu belakangan diadopsi sebuah film, berjudul Jack Reacher (diperankan Tom Cruise). Si penjahat melakukan penembakan pada beberapa orang secara acak di jalanan—tampak seperti kasus psikopat yang ingin memuntahkan peluru pada orang-orang tak berdosa.

Tetapi, sebenarnya, penembakan [yang tampak] acak itu hanya mengarah pada satu orang. Si penjahat sengaja membunuh beberapa orang lain, agar tujuan/motif sebenarnya tak terungkap. Alih-alih dianggap kasus pembunuhan tunggal, kasus itu akan dianggap penembakan acak.

Entah kebetulan atau tidak, di Twitter juga ada kasus semacam itu. Ada seseorang yang diminta suatu pihak untuk “me-retweet akun tertentu”, agar retweet itu sampai pada orang yang dituju. Tetapi, agar tak mudah terdeteksi, dia juga “sebaiknya me-retweet beberapa akun lain”.

Jadi, itulah yang dilakukannya. Dia me-retweet cuitan-cuitan dari satu akun yang diinstruksikan, dan “menutupinya” dengan cara me-retweet cuitan dari beberapa akun lain. Belakangan, ketika sadar fitur retweet bisa dimatikan, dia tidak lagi me-retweet, tapi memfavoritkan.

Tujuan itu memang tercapai. Cuitan-cuitan dari satu “akun tertentu” itu sampai pada timeline orang yang dituju, terlepas menggunakan retweet atau favorit. Yang mungkin tidak sempat ia (atau mereka) pikirkan, Twitter juga menyediakan fitur Unfollow, Mute, hingga Block.

PS:

Kasus retweet yang tidak wajar ini telah berlalu. Tapi aku bukan orang yang mudah melupakan sesuatu.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 26 September 2020.

 
;