Minggu, 01 Mei 2022

Noffret’s Note: Kamuflase

Barusan baca berita, ada guru ngaji sekaligus imam masjid yang memperkosa putri kandungnya sejak kelas 3 sampai usia 17 tahun. Si pelaku juga nyaleg dari partai yang [terkesan] agamis. 

Kalian bisa googling sendiri beritanya, aku tidak nyaman memasukkan link berita kayak gitu di sini.

Betapa hebat kamuflase manusia. Di hadapan manusia lain, ia menjelma guru ngaji, imam masjid, dan embel-embel agamis lain. Di belakang manusia, dia menjadi iblis. Apa sebutan lebih tepat selain iblis, untuk orang yang memperkosa anak kandung sendiri sejak kelas 3 sampai 17 tahun?

Bagi beberapa orang, agama memang topeng terbaik untuk menutupi wujud aslinya yang busuk. Asal berpenampilan agamis, apalagi dikenal sebagai guru ngaji dan imam masjid, masyarakat pun akan spontan menganggapnya baik. Betapa "agama" telah begitu mengerikan, kalau dipikir-pikir.

Kalau kau memasang topeng agama, masyarakat akan buta. Persis seperti orang yang berkoar-koar memberi nasihat "dunia tidak penting, karena yang penting akhirat", tapi dia sendiri menjalani hidup mewah, kaya-raya dari nasihatnya itu, sementara masyarakat tetap susah dan melarat.

Enteng mengatakan "rajinlah beramal", tapi dia sendiri kikir dan memuja uang. Koar-koar mengatakan "orang miskin akan masuk surga lebih dulu", tapi dia sendiri kaya-raya. Kenyataan busuk inilah yang 8 tahun lalu membuatku menulis ini:

Lelaki dan Setan » http://bit.ly/15ikCUF 


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 14 Maret 2019.

 
;