Senin, 01 Agustus 2022

Teman yang Bisa Dipercaya

Salah satu teman saya adalah Safik. Kami telah berteman bertahun-tahun, dan tetap berteman sampai sekarang.

Bertahun lalu, kami—Safik, saya, dan teman-teman lain—menghadiri suatu acara di sebuah kafe. Banyak orang di acara itu, dan sangat meriah. 

Suatu waktu, saya perlu ke toilet. Jadi, sendirian, saya pun pergi ke belakang kafe. Ketika saya siap membuka pintu toilet, saya mendengar suara percakapan dari dalam—salah satunya suara Safik. 

Safik dan seseorang yang lain ada di toilet, dan saya berdiri di balik pintu—tak terlihat oleh mereka. Tapi saya bisa mendengar percakapan mereka.

Seseorang terdengar bertanya pada Safik, tentang hal-hal terkait saya. Sepertinya orang itu ingin tahu tentang saya dari seseorang yang benar-benar kenal saya.

Dan saya mendengar Safik menjawab, “Kalau kamu berpikir aku mau membicarakan dia di belakangnya, kamu keliru. Kalau memang ingin mengenalnya, silakan kenalan sendiri.”

Safik tidak pernah tahu kalau saya mendengar percakapan mereka di balik pintu, bertahun-tahun lalu. Tapi sekarang dia tahu kenapa saya mempercayainya sebagai teman, sampai bertahun-tahun kemudian.

 
;