Sabtu, 20 Agustus 2022

Teratur atau Berantakan

Ada dua tipe orang, khususnya terkait dengan urusan janji.

Tipe pertama:

“Kapan kita mau ketemu?”

“Besok, jam 4 sore, di Tempat X.”

Besoknya dia benar-benar datang, tepat waktu, di tempat yang disepakati.

Aku senang tipe orang semacam ini.


Tipe kedua:

“Kapan kita mau ketemu?”

“Uhmm... kapan, ya? Kalau besok, aku kayaknya bisa nggak. Eh, lusa, gimana? Tapi lusa juga kayaknya aku ada acara. Minggu depan aja, ya.”

“Minggu depan itu tanggal berapa?”

“Umm... ntar aku lihat-lihat dulu.”

Biasanya kami tidak akan bertemu.


Kalau ingin tahu apakah seseorang menjalani kehidupan yang teratur atau berantakan (sekaligus apakah dia berkepribadian teratur atau berantakan), kita bisa melihatnya saat membuat janji, misal janji ketemu—khususnya untuk urusan penting.

Orang yang teratur mungkin tampak berantakan, misal ruang kerjanya kacau, mejanya penuh tumpukan berkas tak rapi. Tapi isi pikirannya teratur. Ketika kita membuat janji dengannya, dia akan langsung tahu kapan punya waktu, dan seketika bisa memutuskan kapan waktu ketemu.

Sebaliknya, orang yang isi pikirannya berantakan kadang tampak rapi, bersih, dan teratur. Kalau ke ruang kerjanya, semua terlihat tanpa cela. Tapi begitu diajak janjian ketemu, dia kebingungan kapan memutuskan waktu yang tepat. Kadang sudah memutuskan, lalu tiba-tiba membatalkan.

Dalam The Magic of Thinking Big, David J. Schwartz mengatakan, “Jauh lebih mudah mengajak orang sibuk untuk janjian ketemu, daripada mengajak seorang pengangguran untuk ketemu.” 

Sekilas, kalimat itu rancu, atau malah keliru. Tapi fakta membuktikan, itu benar.

Jika kita membuat janji dengan orang sibuk—yang benar-benar sibuk, bukan sekadar sok sibuk—dia akan melihat jadwalnya, mencari waktu yang luang, dan seketika bisa memutuskan kapan waktu untuk ketemu. Karena sangat sibuk, dia terbiasa membuat diri dan waktunya efektif.

Sebaliknya, orang yang tidak sibuk—dalam contoh mudah; pengangguran—justru sering sulit diajak membuat janji ketemu. Besok? Pikir-pikir. Lusa? Pikir-pikir. Bahkan setelah memutuskan waktunya, dia bisa tiba-tiba membatalkan, karena ada “urusan” yang mbuh entah apa.   

 
;