Rabu, 10 Mei 2023

Neraka Keburu Membeku

Mau nangis kalau baca yang beginian.


Dan sekarang aku jadi gatal ingin ngoceh.

Sambil nunggu udud habis.

Dua nasihat terkenal terkait kesehatan; makan cukup dan istirahat cukup. Yang disebut makan cukup biasanya 3 kali sehari, atau setidaknya 2 kali sehari. Sementara istirahat cukup adalah tidur 8 jam setiap malam. Kita sepakat nasihat itu baik dan benar. Dan kita ingin mengikuti.

Orang waras mana pun tentu ingin bisa makan cukup, tiga kali sehari—sarapan, makan siang, dan makan malam. Bagi yang lagi diet mungkin dua kali sehari. Sementara bagi yang suka makan, mungkin lebih dari tiga kali. Intinya, kita semua ingin makan cukup, bahkan kalau bisa enak.

Begitu pun istirahat cukup, tidur 8 jam setiap hari. Siapa yang tidak ingin menikmati tidur yang cukup? Kita semua ingin! Sayangnya, makan cukup dan istirahat cukup bisa jadi semacam kemewahan yang tidak terjangkau semua orang, dan hanya sebagian orang yang bisa mendapatkan.

Ada jutaan orang di dunia ini yang hanya makan satu kali sehari, bahkan kadang dengan tak cukup gizi. Bukan karena ingin menentang nasihat kesehatan, tapi karena memang tidak punya uang untuk membeli makan! Dan mereka melakukannya berhari-hari, bahkan bisa jadi bertahun-tahun.

Begitu pun, ada jutaan orang yang tak pernah bisa istirahat cukup. Siang malam terus bekerja membanting tulang. Bukan karena ingin menentang nasihat kesehatan, tapi karena kondisi hidup menuntut mereka begitu. Karena jika mereka tidak begitu, mereka tidak bisa melanjutkan hidup.

Makanlah teratur, istirahatlah yang cukup, hindari stres, rajinlah olahraga, dan semacamnya, dan semacamnya, adalah nasihat kesehatan yang sangat merdu didengar telinga. Sayangnya, tidak semua orang bisa mempraktikkan. Bukan karena tidak mau, tapi karena tidak mampu.

Menghindari stres adalah keinginan semua orang. Masalahnya, ada jutaan orang yang menjalani kehidupan seperti dalam kutukan. Mereka hidup dalam kekurangan, ditimpa petaka dan masalah, ditikam kebingungan siang dan malam. Dan kita meminta mereka agar tidak stres? Oh, well!

Karena realitas itu, kadang aku berpikir, nasihat kesehatan adalah nasihat yang bias kelas. Karena nasihat-nasihat [yang sebenarnya baik dan benar] itu sering kali—dan lebih masuk akal—diikuti orang-orang kaya, tapi sulit diikuti orang-orang miskin. 

Ada yang bisa membantah?

Ocehan ini, kalau kulanjutkan, masih panjang sekali, dan neraka keburu membeku. Tapi ududku habis.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 23 Oktober 2021.

 
;