Sabtu, 10 Februari 2024

Dianggap Baik Si Pemberi, tapi Dianggap Buruk Si Penerima

Dalam pergaulan sehari-hari, mungkin ada teman kita yang terkenal "suka menasihati", dan biasanya kita pun menjauh dari orang semacam itu. Masalahnya bukan nasihatnya yang salah, tapi karena dia membuat kita tidak nyaman (khususnya dalam berteman).

Ada temanku yang semula suka jajan siomay yang lewat di depan rumahnya. Tapi belakangan dia bersumpah tidak akan pernah membeli siomay orang itu lagi. Alasannya, penjual siomay itu suka nyinyir menanyakan kapan menikah, kenapa belum menikah, dan semacamnya.

Aku pernah mendapati seorang anak yang marah pada ibunya karena terus diingatkan. Mungkin niat si ibu memang baik (mengingatkan anaknya), tapi si anak juga punya hak untuk hidup tenteram tanpa terus menerus mendengar nyinyiran ibunya.

Kebiasaan "mengingatkan", "menasihati" (dalam hal ini yang dilakukan secara langsung pada orang per orang, apalagi berulang-ulang), sering dianggap sebagai hal baik oleh si pelaku (pemberi nasihat), tapi dianggap hal buruk oleh si penerima nasihat.

Dulu ada kasus viral, mengenai orang yang mendatangi warnet-warnet, lalu berceramah pada orang-orang di warnet. Mungkin maksudnya baik. Yang dia lupa, apakah orang-orang di warnet memang butuh ceramahnya? Alih-alih senang, orang-orang di warnet malah muak.

Salah satu temanku bernama Adit. Orang tua Adit pernah berkata kepadaku, "Tolong sering nasihati Adit. Dia lebih mendengarkanmu daripada mendengarkan kami."

Aku menjawab, "Justru karena dia lebih mendengarkanku, aku tidak akan pernah menasihatinya, kecuali dia yang meminta."

Temanku yang lain pernah berkata, "Kadang aku berpikir hidup ini sungguh terkutuk! Aku menyesal telah lahir ke dunia ini."

Aku bilang kepadanya, "Tentu saja kamu berhak berpikir seperti itu."

Dia kaget. "Kenapa kamu malah ngomong begitu?"

"Aku temanmu, bukan orang tuamu."

Hubungan yang paling erat sekali pun bisa rusak dan merenggang, ketika ada salah satu pihak yang punya hobi "mengingatkan" atau suka nyinyir "menceramahi". Dari hubungan keluarga, persaudaraan, suami istri, sampai hubungan pertemanan. 

Jangan menasihati jika tidak diminta!

Bahkan perasaan cinta pun bisa pudar, dan berganti kemuakan, ketika orang yang membuat kita jatuh cinta ternyata suka "mengingatkan" atau doyan "menceramahi", hingga membuat kita tidak nyaman. Jika tidak percaya, sila buktikan. Dan "I love you" bisa berubah menjadi "Fuck you!"


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 27 Oktober 2019.

 
;