Jadi ingat obrolan dengan teman-teman nyangkruk. Saat membicarakan “kegilaan” yang kami lakukan, salah satu teman bertanya, “Kamu berani masuk rumah angker atau kuburan malam-malam sendirian?”
Aku menjawab yakin, “Berani. Mosok gitu aja gak berani?”
Dia menyahut, “Ayo buktikan.”
Aku bilang kepadanya, “Kalau benar-benar kubuktikan, apa yang akan kudapatkan? Jika hadiahnya jelas, dan sepadan, akan kulakukan sekarang juga. Tapi kalau cuma tantangan gak jelas, ya ngapain juga aku repot-repot membuktikan?”