[Karena ini cuma catatan singkat, kalian bisa menambahkan detail-detailnya sendiri—kalau mau.]
Pria baik punya tujuan hidup, cita-cita, atau apapun sebutannya, dan dia fokus pada impian itu. Karenanya, pria baik tidak mengejar-ngejar wanita. Kalau kemudian dia tertarik pada wanita, dia mendekati dengan baik. Jika respons si wanita negatif, pria baik akan tahu diri, dan pergi.
Pria brengsek sebaliknya. Mereka tidak punya tujuan hidup, sehingga punya banyak waktu selo untuk mengejar-ngejar wanita. Ketika pria brengsek mendekati wanita, dia akan mewujudkan diri seperti yang diinginkan wanita, dan itulah kenapa banyak wanita jatuh ke pria brengsek.
Jika pria tidak punya tujuan hidup, ia akan fokus pada wanita. Ini “fakta klasik” yang telah terjadi sejak zaman dahulu kala, tapi tidak juga dipahami rata-rata wanita. Alasannya krusial; karena rata-rata wanita menginginkan sosok pria yang tepat seperti yang diwujudkan pria brengsek!
Wanita ingin dinomorsatukan, dan hanya pria brengsek—yang tidak punya tujuan hidup, hingga punya banyak waktu—yang bisa memberikan hal itu. Pria baik tidak menomorsatukan wanita, mereka menomorsatukan tujuan hidupnya! Manakah yang akan dipilih wanita? Jawabannya jelas; pria brengsek.
Wanita ingin ditelepon setiap saat, dikirimi chat setiap waktu, ditemui kapan pun, dan hal-tidak-penting-lain yang sering kali sulit dilakukan pria baik. Karena pria baik tidak punya waktu untuk hal-hal semacam itu. Sebaliknya, pria brengsek bisa melakukannya, karena mereka punya banyak waktu luang.
Jika ada pria baik yang bisa mewujudkan dirinya seperti yang diinginkan wanita—dari melakukan hal-hal tidak penting sampai menomorsatukan wanita—kemungkinan besar dia pria kaya-raya yang memang tidak perlu lagi pusing mikir kerja dan banting tulang demi cita-cita hidup.
Kita mengakui ada pria-pria semacam itu, yang baik dan kaya-raya sehingga tidak perlu kerja keras, dan punya banyak waktu selo. Tapi akui sajalah, berapa banyak pria yang seperti itu? Rata-rata pria dihadapkan pada dua pilihan penting; memilih wanita, atau mengejar tujuan hidup!
Kalau kamu wanita, dan pria yang pacaran denganmu bisa terus memberikan banyak waktu dari sekadar say hello, chat romantis tiap malam, antar jemput kemana pun dan dimana pun, dan “sempurna”, seharusnya kamu perlu curiga, “Kok dia bisa meluangkan banyak waktunya untukku?”
Pria baik—yang fokus pada tujuan hidupnya—tidak menomorsatukan wanita. Tapi pria brengsek yang tidak punya tujuan hidup—hingga punya banyak waktu selo—mampu menomorsatukan wanita. Manakah yang dipilih rata-rata wanita? Ya, pria brengsek! Dan itulah masalahnya!
Footnote:
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, catatan singkat ini hanya dalam konteks hubungan pra-pernikahan, semisal pacaran. Kalau sudah masuk pernikahan, kamu akan tahu sendiri seperti apa pasanganmu—tidak perlu orang lain yang menjelaskan.