Minggu, 01 September 2024

Hal Biasa dan Manusiawi

Kalau ada teman yang minta diantar/ditemani saat ingin periksa ke dokter (atau semacamnya) karena butuh periksa sesuatu, sebaiknya temani saja—tak perlu tanya macam-macam, apalagi menertawakan. Orang kadang butuh menguatkan diri, dan kehadiran kita bisa membantunya.

Tidak semua orang menikmati kesendirian, pun tidak semua orang memiliki kepercayaan diri yang cukup. Di waktu-waktu tertentu, mereka benar-benar butuh ditemani saat ingin melakukan sesuatu. Kehadiran orang yang mereka kenal akan sangat membantu, meski sekadar ada.

Kenyataannya, kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan, dan kita butuh orang lain untuk mengisi kekurangan yang kita miliki. Aku berani masuk ke tempat menyeramkan, sendirian, misalnya, tapi aku justru butuh teman saat mau datang ke acara semisal resepsi perkawinan.

Teman kita mungkin biasa keluyuran sendirian ke luar negeri, mendatangi tempat-tempat paling jauh tanpa seorang pun teman. Tetapi, ketika akan ke dokter yang lokasinya paling beberapa ratus meter dari tempat tinggalnya, dia butuh teman yang menemani. Itu hal biasa, dan manusiawi.

Bahkan, dalam hal-hal tertentu, tingkat manusiawi itu kadang “tak masuk akal”. Misalnya, kita mau menyapa seseorang, tapi tak berani. Meski mungkin terdengar konyol, itu pun sebenarnya manusiawi. Karena nyatanya tidak semua orang punya kepercayaan diri yang tinggi.

Jadi, kalau sewaktu-waktu kita ingin menyapa orang lain tapi tak berani, tak perlu merasa bersalah. Karena yang salah adalah orang yang tak berani menyapa orang lain, tapi justru menyalahkan orang yang membuatnya tak berani menyapa. 
 
Ada banyak orang, misalnya, yang ingin kusapa, tapi aku tidak berani melakukannya, karena khawatir kalau membuat mereka terganggu atau tidak nyaman. Dalam hal itu, aku sadar mereka sama sekali tidak bersalah, wong mereka bahkan belum tentu tahu atau mengenalku. 

 
;