Tadi dolan ke rumah teman, dan sapaan pertamanya saat melihatku datang adalah, “Kamu bawa rokok?” Waktu aku menyodorkan bungkus rokok, dia tampak girang. “Sudah seminggu aku gak ngerokok!” ujarnya.
Lalu kami merokok dan ngobrol berdua di teras rumahnya yang adem.
Teman yang kudatangi tadi bukan orang pertama yang merasakan dampak resesi akhir-akhir ini. Cari duit makin sulit, katanya, hingga dia terpaksa tidak beli rokok, demi bertahan hidup. Apalagi, di masa sesulit sekarang, harga rokok naik karena cukai naik. Sampai seminggu gak udud!
Cari duit makin sulit, kata orang-orang, dan aku setuju, karena nyatanya aku pun merasakan hal sama. Dunia usaha makin gak jelas, cari duit makin sulit, sementara yang kerja banyak kena PHK. Banyak teman dan orang-orang yang kukenal mengalami hal itu.
Di tengah kebingungan dan batin yang sepi menghadapi hidup yang makin sulit, bertemu teman kadang bisa jadi semacam penghiburan, bahwa kita tidak sendirian. Karena kesadaran itu, aku memaksa diri mengunjungi teman-teman, meski sekadar berbagi rokok dan obrolan.
Kalau hidupmu saat ini baik-baik saja dan segalanya berjalan lancar, kamu sungguh beruntung. Namun jika tidak, kamu tidak sendirian, dan semoga badai segera berlalu.