Minggu, 01 September 2024

Yang Pasti-pasti Aja

Makin bertambah usia, biasanya orang semakin menghargai waktu. Karena itu, biasanya pula, teman kita makin sedikit seiring usia bertambah. Karena sama-sama sudah sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan sendiri-sendiri, dan makin sedikit punya waktu luang.

Makin dewasa, urusan makin bertambah, kesibukan makin bertambah, tanggung jawab makin bertambah, tapi waktu tak pernah bertambah. Dari dulu sampai sekarang, jatah waktu harian kita mentok 24 jam. Dan kian hari, jatah waktu hidup kita kian berkurang.

Ada teman-temanku yang dulu biasa mabok semalaman, dan bisa diajak nyangkruk kapan saja. Tapi kini, setelah punya istri dan anak-anak, mereka berubah. Selain waktu habis untuk bekerja, “Sekarang, kalau punya waktu luang, mending dihabiskan bersama keluarga.” 

Ada lagi teman yang dulu suka mencoba-coba bisnis, hingga uang dan waktu sama-sama habis, tapi sekarang lebih hati-hati. Kalau diajak mencoba berbisnis, sekarang, dia mengatakan, “Yang pasti-pasti aja, lah.” Karena waktu kami memang tak sebanyak dulu.

Saat masih belia, kita memiliki semua waktu yang kita inginkan, yang bisa kita habiskan, yang bisa kita sia-siakan. Masa itu sudah berlalu. Kita makin menghargai waktu—untuk bersama keluarga (bagi yang sudah menikah), atau untuk mengerjakan hal-hal penting.

Aku memaklumi teman-temanku yang makin sulit meluangkan waktu, karena kini telah memiliki keluarga. Wong aku yang masih lajang saja sudah sangat kesulitan meluangkan waktu. Kadang aku sampai berpikir, aku sedang berkejaran dengan usiaku sendiri.  

Seperti yang lain, aku kini juga berpikir, “Kalau punya waktu luang, mending dihabiskan untuk hal-hal penting.” Dan kalau diajak melakukan sesuatu yang tidak jelas, aku juga mikir, “Yang pasti-pasti aja, lah.” Karena sudah tak ada lagi waktu untuk disia-siakan.

 
;