Rabu, 17 Juli 2013

Noffret’s Note: Absurditas

“Kita tidak bisa melihat udara, tapi mengapa
kita meyakini keberadaannya?” | “Gurumu
mengajarkan itu, dan kenapa kau mempercayainya?”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Apa yang akan terjadi sepuluh tahun mendatang?” |
“Hmm... apa yang akan terjadi sepuluh detik mendatang?”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Mana lebih baik, rusak menjadi baik, atau baik menjadi rusak?” |
“Tergantung seberapa besar kita percaya pada relativitas.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Seandainya ikan bisa terbang dan burung bisa
berenang, di manakah gajah dan semut akan tinggal?” |
“Mereka akan tinggal di tempatnya.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Mengapa mawar memiliki duri?” | “Agar kita
mau duduk sebentar, dan memikirkannya.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Seandainya kosakata kita tidak memiliki kata
seandainya, bagaimana kita berkhayal?” |
“Kita akan berkhayal memiliki kata seandainya.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Apa yang paling penting dalam hidup?” |
“Kesadaran bahwa kita hidup.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Mengapa anjing menggonggong dan kucing mengeong?” |
“Memang sungguh malang kalau tak punya pilihan.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Kenapa remaja dan anak-anak muda menyukai
hal-hal berbau cinta dan romantisme?” | “Karena
bunga selalu mekar dan luruh pada waktunya.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Mana yang lebih kuat, putih atau hitam?” |
Siapa yang kau tanya? Karpov dan Kasparov,
Einstein dan Hawking, atau Socrates dan Plato?”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Jika memang semuanya memiliki nama,
lalu bagaimana dengan hal-hal yang tidak
atau belum kita tahu?” | “Itulah nama mereka.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Jika Adam tidak memakan apel, kira-kira
apa yang akan terjadi?” | “Apel akan membusuk,
surga akan runtuh, dan langit menangis.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Kenapa banyak orang ingin terkenal?” |
“Karena tidak membaca filsafat eksistensialisme,
tapi ingin langsung mempraktikkannya.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Apakah alam semesta memiliki selera humor?” |
“Ya.” | “Apa buktinya?” | “Kita di sini.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Kenapa sesuatu disebut hitam, putih, kuning,
merah, ungu, dan lainnya?” | “Kau yang menyebut.
Jadi, kenapa kau menyebutnya?”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Mungkinkah kita menyusun tangga
yang sangat tinggi, hingga menyentuh langit?” |
“Kalau pun bisa, siapa yang akan memanjatnya?”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Mungkinkah kita menguras air di lautan
hingga benar-benar kering?” | “Tergantung
logika mana yang akan kaugunakan.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Jika bumi menjadi langit, dan langit menjadi bumi,
apa yang akan terjadi?” | “Itulah absurditas.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Mengapa dua orang bisa saling jatuh cinta?” |
“Kenapa tidak kautanyakan saja pada mereka?”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Jika hidup dan usia adalah pinjaman, siapakah
yang telah meminjamkan?” | “Keabadian.” |
“Tapi kita mati.” | “Lalu kenapa?”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Seandainya harus memilih dua pilihan
yang sama-sama buruk, apa yang akan kaulakukan?” |
“Untuk hal-hal buruk, tak perlu berandai-andai.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Kira-kira seperti apa rasanya mati?” | “Mungkin
seperti menemukan teman lama yang kita cintai.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Bagaimana mendefinisikan cinta?” | “Tak terdefinisikan.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Bagaimana cara hidup yang benar?” | “Tergantung
siapa dirimu, dan tergantung siapa yang kau tanya.
Oya, juga tergantung apakah kau hidup.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Setinggi apa sebenarnya langit di atas itu?” |
“Tidak setinggi yang kita bayangkan.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Bagaimana mengetahui sesuatu bagus atau tidak,
hebat atau tidak?” | “Lihat saja siapa yang meributkannya.”
—Twitter, 1 Maret 2013

“Apa yang akan terjadi kalau besok kita menikah?” |
“Tidak akan terjadi.”
—Twitter, 1 Maret 2013


*) Ditranskrip dari timeline @noffret

 
;