Senin, 01 Juli 2013

Telepon Tengah Malam

Sambungan trans-atlantik itu difasilitasi serat optik yang melintasi empat benua, dan pesawat telepon di sebuah ruangan di kejauhan sana mulai berdering.

Seseorang mengangkat gagang telepon, dan menyapa, “Ya?”

“Sir,” sapa si penelepon. “Saya menerima e-mail dari Sharraf Benji. Anda kenal nama itu?”

“Tentu, Nak. Dia salah satu orang yang menganggap dirinya penting di muka bumi. Pastikan kau membalas e-mailnya dengan baik.” Setelah terdiam sesaat, suara di seberang sana melanjutkan, “Kau tahu, dia tipe orang yang bisa membunuhmu hanya karena kau tidak membalas e-mailnya.”

“Thank you, Sir.”

Telepon itu selesai.

Tetapi bukan hanya Sharraf Benji yang menganggap dirinya penting di muka bumi. Semua orang pun berpikir sama. Karenanya, “Pastikan kau membalas e-mailnya dengan baik.” Oh, well, meski dia belum tentu membunuhmu hanya karena kau tidak membalas e-mailnya.

 
;