Minggu, 08 Mei 2016

Jika Bisa Dilakukan dengan Mudah, Kenapa Harus Dipersulit?

Ada yang lelah, capek, stres, gagal, dan frustrasi, karena dibuat sendiri. Sudah diberi cara yang mudah, tapi memilih cara yang sulit.
—Twitter, 24 Desember 2015

Ada teman ngajak pergi dari Semarang ke Jakarta naik motor. Mungkin itu menyenangkan, tapi juga pasti melelahkan. Aku memilih naik travel.
—Twitter, 8 Februari 2016

Ada orang mati-matian naik genteng demi membetulkan genteng bocor, padahal takut ketinggian. Kok susah amat? Aku lebih suka manggil tukang.
—Twitter, 8 Februari 2016

Ada orang mau memberi sesuatu, tapi dengan aneka syarat sulit. Ngapain? Di rumah pun, aku bisa mendapatkan yang semacam itu dengan mudah.
—Twitter, 8 Februari 2016

Ada cewek bilang, “Aku mau jadi pacarmu, tapi kamu harus lakukan hal-hal sulit ini.” | Dia tidak mikir, apakah aku memang mau jadi pacarnya.
—Twitter, 8 Februari 2016

Bahkan untuk hal-hal yang jelas mudah pun aku kadang masih mikir untuk melakukan, apalagi untuk hal mudah yang dibikin sulit dan rumit?
—Twitter, 8 Februari 2016

Di dunia ini ada banyak hal yang memang benar-benar sulit. Karenanya, sungguh tolol jika kita mengubah hal-hal mudah menjadi sulit.
—Twitter, 8 Februari 2016

Orang mau bekerja keras dengan harapan hidup bisa lebih mudah. Kalau bisa lebih mudah, kenapa harus mempersulit diri untuk hal-hal mudah?
—Twitter, 8 Februari 2016

Jangan pernah mempersulit sesuatu yang bisa didapatkan orang dengan mudah. Karena itu sungguh tolol sekaligus konyol.
—Twitter, 8 Februari 2016

Prinsip hidupku sangat mudah dan sederhana: Jangan persulit hal-hal mudah, dan lakukan segalanya dengan sederhana.
—Twitter, 8 Februari 2016

Waktu luangku sangat... sangat sedikit. Karena itu aku sangat... sangat membenci hal-hal mudah yang dibikin sulit.
—Twitter, 17 Oktober 2015


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.

 
;