Rabu, 26 Oktober 2016

Noffret’s Note: Trauma

Terlalu banyak kesulitan yang harus kuhadapi dalam hidup. Aku tak pernah tertarik menambahinya sedikit pun, dari apa pun, dari siapa pun.
—Twitter, 12 September 2016

Bahkan umpama aku jatuh cinta setengah mati pada seseorang, dan dia mencoba mempersulitku, aku akan bilang persetan dengannya.
—Twitter, 12 September 2016

Hubungan pacaran hanya cocok bagi orang-orang kurang kerjaan yang butuh tantangan dan kesulitan. Aku tidak punya waktu untuk disia-siakan.
—Twitter, 12 September 2016

Tawaran menjalin hubungan dengan perempuan, di telingaku seperti tawaran untuk menerima kesulitan. Aku tak pernah tertarik. Sedikit pun.
—Twitter, 12 September 2016

Di luar sana ada banyak wanita menarik, yang sangat ingin kukenal. Tapi aku selalu dihantui ketakutan pada kemungkinan menjalin hubungan.
—Twitter, 12 September 2016

Jika harus memilih antara sendirian tapi tenteram, atau menjalin hubungan dengan seseorang tapi tertekan, aku akan memilih yang pertama.
—Twitter, 12 September 2016

Jika aku tertarik kepada seseorang, dan dia memberiku jaminan bahwa kami bisa bertemu tanpa ada tendensi ikatan, aku akan menemuinya.
—Twitter, 12 September 2016

Makin dewasa, aku makin menyadari sedikit waktu yang kupunya. Aku tak akan menyia-nyiakannya untuk hal-hal menyulitkan yang tak berguna.
—Twitter, 12 September 2016

Menemui seseorang yang menarik itu mudah. Yang menjadikannya sulit, karena urusan itu dipersulit. Aku sangat... sangat benci hal-hal sulit.
—Twitter, 12 September 2016

Rumus hidupku sederhana: Jika aku bisa mendapatkan sesuatu dengan mudah, kenapa harus mempersulit diri hanya untuk mendapat hal yang sama?
—Twitter, 12 September 2016

Seumur hidup, aku telah disiksa kesulitan demi kesulitan, dan aku sudah bosan. Kalau kau menawari hal yang sama... silakan pergi ke neraka.
—Twitter, 12 September 2016


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.

 
;