Minggu, 10 Januari 2021

Jangan Menilai Orang dari Tweet-nya

Twitter ini memang menakjubkan. Kita bisa tahu kepribadian tersembunyi orang per orang dengan gamblang. Bukan lewat tweet atau ocehan mereka, tapi dengan melihat apa yang mereka lakukan.

Jangan buru-buru menilai kepribadian orang lewat tweet mereka, karena bisa jadi malah keliru. Tweet-tweet-ku, misalnya, mungkin terkesan pintar, padahal belum tentu aku memang begitu. Bisa jadi, di dunia nyata, aslinya aku goblog. Jangan menilai orang dari tweet-nya!

Sejak awal November kemarin, aku menghubungi banyak orang di Twitter lewat DM, untuk keperluan tertentu. Orang-orang yang kuhubungi itu ada mem-follow akunku, ada yang tidak. Ada yang aku follow akunnya, juga ada yang tidak. Itulah kenapa DM-ku terbuka sejak bulan kemarin.

Aku menghubungi mereka satu per satu, menyapa dengan sopan, menjelaskan maksudku dengan baik dan gamblang, dan mereka semua merespons pesanku dengan sama baik dan sopan.

Agar tidak timbul fitnah, mereka yang kuhubungi itu laki-laki dan perempuan, dan murni untuk urusan kerja.

Yang membuatku agak kaget, beberapa dari mereka ada yang blak-blakan menyatakan, "Aku nggak nyangka kamu ternyata seramah ini."

Mereka tentu menilaiku dari tweet-tweet yang kutulis—dingin, "galak", dan mungkin jauh dari ramah. Terbukti, menilai orang dari tweet-nya bisa keliru.

Sebaliknya, di Twitter ini ada orang-orang yang tweet-tweet-nya tampak "ramah", tapi aslinya pemarah, dingin, angkuh. Itu sangat jelas dari cara mereka merespons/membalas mention orang lain. 

Waktu ngetwit sih ramah dan tampak santai. Tapi disinggung sedikit langsung meledak.

Jadi tweet yang ditulis orang per orang itu bisa menipu—dalam arti belum tentu sesuai kepribadian asli penulisnya. Karenanya, aku lebih suka menilai kepribadian orang bukan dari kata-kata (tweet yang mereka tulis), tapi dari tindakan (apa yang mereka lakukan di Twitter).

Sejujurnya, aku mungkin bukan orang ramah—jika yang dimaksud "ramah" adalah pintar basa-basi. Aku hanya berusaha memperlakukan orang lain dengan baik dan sopan. Jika ingin membuktikan, caranya mudah. Cek saja seluruh mention-ku, atau responsku pada mention orang-orang lain.

Mungkin tweet-tweet-ku galak, atau terkesan penuh kemarahan. Tapi saat me-mention orang lain, atau merespons mention mereka, aku berusaha sopan dan seramah yang aku bisa. Sekali lagi, silakan cek jika ingin membuktikan. Toh Twitter ini tempat terbuka yang bisa dilihat siapa pun.

Jadi, sebagaimana penilaianmu bisa keliru jika hanya melihat dari tweet-tweet-ku, aku tidak akan menilai kepribadianmu dari tweet-tweet-mu. Aku akan menilaimu berdasarkan apa yang kamu lakukan, khususnya saat memperlakukan orang lain. 

Apa yang kamu lakukan, itulah dirimu.

Dan Twitter ini, sebagaimana yang tadi kusebutkan, benar-benar menakjubkan, karena bisa menunjukkan kepribadian orang per orang dengan gamblang.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 17 Desember 2020.

 
;