Masalah di Twitter dari dulu tampaknya memang konteks. Ruang di Twitter sangat terbatas, dan kita tidak mungkin menjelaskan maksud secara detail tiap kali menulis teks. Jika orang lain menangkapnya secara keliru, yo wis, hasilnya misleading.
Seperti twit ini, misalnya. Sebagian orang mungkin mengira aku sedang membicarakan twitku sendiri, yang dipahami orang lain secara keliru. Padahal tidak begitu. Aku sedang membicarakan twit orang lain yang disalahpahami orang lain.
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 9 Juli 2020.