Kamis, 20 Mei 2021

Yang Benar di Masa Lalu Belum Tentu Benar di Masa Sekarang

Ada hal-hal yang sebenarnya buruk bahkan jahat, tapi dianggap baik atau biasa, semata-mata karena orang-orang terus dan terus dan terus melakukannya. Sebegitu sering hal-hal buruk atau jahat itu dilakukan banyak orang, akhirnya jadi terkesan biasa... padahal buruk dan jahat.

Kita mengenal kebiasaan buruk zaman kuno yang disebut “budaya jahiliyah”, yaitu hal-hal yang dianggap buruk oleh orang-orang beradab. Di antara kebiasaan atau budaya jahiliyah adalah mengubur anak perempuan hidup-hidup, sampai kawin mawin (poligami) tanpa batas. 

Di masa jahiliyah, mengubur anak perempuan hidup-hidup tidak dianggap buruk. Kenapa? Karena ada banyak orang yang melakukan, dan sistem sosial di masa itu memang mengizinkannya, karena anak perempuan dianggap kutukan, dan memilikinya dianggap beban. 

Di masa beradab sekarang, mengubur anak perempuan—atau anak laki-laki—hidup-hidup bukan hanya sebentuk perbuatan tak bermoral, tapi juga kejahatan. Perbuatannya sama (mengubur anak hidup-hidup, apa pun alasannya), tapi sistem nilai sudah berubah lebih beradab.

Dari contoh itu saja, kita melihat bahwa sesuatu yang di masa lalu dianggap benar atau biasa, belum tentu relevan jika diterapkan di masa sekarang. Begitu pula mengawini banyak perempuan sekaligus, di masa jahiliyah mungkin biasa, tapi tidak di masa beradab sekarang.

Dan hal-hal semacam itu tidak hanya sebatas mengubur anak atau poligami tanpa batas, tapi juga mencakup hal-hal lain. Ada banyak hal yang mungkin tampak benar atau biasa ketika dilakukan di masa lalu, tapi kini dianggap tidak beradab. Salah satunya bertanya, “Kapan kawin?”

Di masa lalu, setidaknya di masa leluhur kita, bertanya “kapan kawin?” atau “kapan punya anak?” mungkin dianggap benar atau biasa. Tetapi, di zaman sekarang, pertanyaan semacam itu sudah dianggap tidak sopan sekaligus tidak beradab. Itu serupa dengan kebiasaan jahiliyah!

Faktanya, hampir tidak ada orang yang senang atau nyaman ketika ditanya “kapan kawin?” atau “kapan punya anak?”. Karena pertanyaan itu memang tidak beradab, sekaligus sudah tidak relevan di zaman sekarang. Kapan kawin atau kapan punya anak adalah hal privat orang per orang. 

 
;