Kamis, 10 Februari 2022

Binary Option Lebih Merusak dari Judi

Secara hukum, binary option sebenarnya ilegal di Indonesia.
Bappebti tidak memberi izin pada binary option di Indonesia.
Konsekuensinya, para pemain binary option tidak memiliki
perlindungan hukum yang jelas, jika sewaktu-waktu 
“jungkir balik”—seperti sekarang, misalnya.


Binary Option sedang trending, akhir-akhir ini, setelah ada orang-orang yang mengaku kecewa, merasa tertipu, dan lain-lain, seiring ada pula orang-orang yang mulai mengungkap ketidakberesan praktik Binary Option. (Agar saya tidak ribet mengetiknya, selanjutnya kita sebut saja BO untuk menyingkat Binary Option).

Secara pribadi, saya juga tertarik pada trading dan investasi, dan masih dalam tahap belajar. Karena suka belajar, saya pun mempelajari apa itu saham, apa itu reksadana, apa itu deposito, apa itu trading kripto, hingga apa itu Binary Option alias BO. Saya juga mempelajari bagaimana cara mainnya, seberapa banyak—atau sedikit—potensi keuntungan dan kerugiannya, dan lain-lain.

Dalam proses pembelajaran itu, saya tertarik pada BO. Bukan tertarik ingin ikutan, tapi tertarik pada modus yang mereka lakukan.

Beberapa tahun lalu, kita pasti ingat iklan yang sering muncul di YouTube, yang menampilkan seorang pria berkata, “Jutaan orang tidak menyadari... bla-bla-bla.” Pria itu menampilkan dirinya sebagai orang sukses yang berhasil kaya-raya dari “trading” yang dilakukannya. Tujuan iklan itu tentu saja menggiring audiens untuk mengikuti jejak si pria; melakukan trading di platform yang diiklankan.

Belakangan terungkap kalau pria yang ngemeng “jutaan orang tidak menyadari...” itu sama sekali tidak kaya. Dia ternyata tinggal di kos, dan penghasilannya juga tidak seberapa—jauh dari kata sukses secara finansial.

Setelah hal itu terungkap, video “jutaan orang tidak menyadari...” jadi tampak seperti lelucon konyol. Artinya, modus melalui iklan itu telah gagal.

Mungkin, dari kegagalan tersebut, “bandar trading” yang bikin iklan tadi terpikir untuk mengiklankan bisnisnya lewat cara lain. Dan selanjutnya adalah kehebohan yang terjadi di Indonesia.

Jadi, apa dan bagaimana BO itu, dan kenapa belakangan jadi masalah yang tampaknya belum akan selesai? 

Berdasarkan yang saya pelajari, dan tolong ralat kalau saya keliru, Binary Option atau BO adalah “praktik tebak-tebakan menggunakan grafik”—jika sekilas lihat, itu mirip grafik saham dan semacamnya.  

Kalau kita main BO, kita berhadapan dengan grafik itu, dan diberi waktu untuk menebak; apakah titik pada grafik akan turun atau naik, dalam beberapa menit ke depan. Seiring dengan itu, kita pasang sejumlah uang untuk dipertaruhkan. Jika tebakan kita benar, jumlah uang yang kita pasang tadi akan mendapat tambahan 80 persen. Sebaliknya, jika tebakan kita keliru, uang yang kita pasang akan hilang.

Contoh: Saya main BO, dan memasukkan uang sejumlah Rp1 juta. Saya lalu menebak grafik di platform tempat saya main, apakah akan turun atau naik dalam beberapa menit ke depan. Jika tebakan saya benar, saya dapat keuntungan Rp800 ribu, dan modal saya kembali (Rp1 juta + Rp800 ribu = Rp1,8 juta). Tetapi, kalau tebakan saya keliru, uang saya yang Rp1 juta tadi hilang. 

Apakah BO bisa dianalisis? Itu pertanyaan saya sejak bertahun lalu, ketika baru mengenal permainan tersebut. Dan, sejujurnya, saya benar-benar tidak bisa menganalisisnya—jika memang BO bisa dianalisis! 

Jangankan saya, yang bisa dibilang masih awam soal trading, bahkan orang-orang yang telah disebut pakar trading saja bingung bagaimana menganalisisnya! Karenanya, kebanyakan pakar trading menyebut BO sebagai judi, karena memang tidak bisa dianalisis, dan murni mengandalkan untung-untungan (tebakan).

Yang jadi masalah, BO menyebut diri sebagai trading. Akibatnya, orang-orang awam—yang terpengaruh influencer—mengira dirinya sedang melakukan praktik trading, meski sebenarnya sedang bermain judi! Inilah asal usul kenapa banyak pakar trading murka pada BO. Karena merusak nama baik trading!

Secara harfiah, trading itu kan artinya dagang. Kalau kita melakukan trading, artinya kita melakukan praktik perdagangan. Trading saham, artinya berdagang saham, dan saham itulah yang diperjualbelikan. Trading valas, artinya berdagang valas, dan valas itulah yang diperdagangkan. Begitu pula trading kripto, artinya berdagang mata uang kripto, dan mata uang itulah yang diperjualbelikan. Kalau Binary Option... apa yang diperdagangkan?

Dengan tidak ada apa pun yang diperdagangkan, dan tidak ada apa pun yang bisa dianalisis, para pakar akhirnya sepakat bahwa BO sebenarnya judi! Fakta bahwa BO tidak pernah mendapat legalitas hukum di Indonesia makin mengukuhkan hal itu. 

Sampai di sini, saya berpikir bahwa BO bahkan lebih rusak—sekaligus merusak—dibanding judi! 

Mari bandingkan BO dengan, misalnya, judi togel.  

Di BO, seperti yang telah dijelaskan tadi, kita hanya mendapat 80 persen dari uang modal, jika tebakan kita benar. Tetapi, uang kita hilang semuanya (100 persen), jika tebakan kita keliru. Dalam contoh tadi, uang Rp1 juta hanya mendapat keuntungan Rp800 ribu (total yang diterima: Rp1,8 juta). Sementara kalau kalah, uang Rp1 juta itu hilang. Dari sini saja, secara matematis, permainan ini tidak akan bisa dimenangkan!

Sekarang lihat, misalnya, permainan colok bebas dalam togel. Dalam colok bebas, pemain mendapatkan 150 persen dari modal yang digunakan. Jika kita memasang Rp1 juta dalam colok bebas, dan tebakan kita benar, kita mendapat keuntungan Rp1,5 juta, plus modal (Rp1,5 juta + Rp1 juta = total Rp2,5 juta). Cara main colok bebas mirip dengan BO, kali ini tebak-tebakan angka.

Dari ilustrasi itu saja, saya menilai colok bebas ala togel lebih “fair” dibanding BO, karena jumlah kemenangan yang diperoleh lebih masuk akal. Wong sama-sama tidak ada apa pun yang diperdagangkan!

Ada influencer yang memberi nasihat, seperti ini, “Kalau kamu main Binary Option, dan tebakanmu salah, coba tebak lagi dengan melipatgandakan uang modalmu. Nanti uangmu akan kembali, plus sejumlah uang hasil kemenangan.”

Maksud dia begini. Jika kita main BO, dan menebak grafik akan turun, misalnya, dan tebakan kita ternyata keliru, kita bisa menebak hal yang sama (grafik akan turun), dengan melipatgandakan uang yang kita pasang. Jika tadi kita pasang Rp1 juta, misalnya, kita bisa menaikkannya jadi Rp2 juta. Bagaimana kalau tebakan kita keliru lagi? Ya lipat gandakan lagi, jadi Rp4 juta. Tebak lagi. Keliru lagi? Lipat gandakan lagi, jadi Rp8 juta. Dan begitu seterusnya.

Menurut logika “pakar BO”, cara itu akan membuatmu menang, sekaligus mengembalikan modalmu. Karena, secara logika, masak iya tebakanmu akan keliru terus menerus? Pada satu titik tertentu, tebakanmu pasti akan benar. Dan ketika tebakanmu benar, semua uangmu akan kembali, plus sejumlah uang kemenangan.

Sekilas, penjelasan itu masuk akal... tapi menyimpan cacat logika, sekaligus menabrak hukum matematika!

Agar uraian ini lebih mudah dipahami, mari gunakan simulasi.

Andaikan saja kita memasang Rp1 juta pada BO, dan menebak “turun” pada grafik. Tebakan kita keliru. Artinya kita rugi Rp1 juta. Mengikuti nasihat influencer, kita lipat gandakan uang kita, jadi Rp2 juta. Kita menebak “turun” lagi. Ternyata keliru lagi. Artinya, kita sudah rugi Rp3 juta. Kita main lagi, dan melipatgandakan lagi, jadi Rp4 juta. Kita menebak “turun” lagi, dan ternyata salah lagi. Sampai di sini, kerugian kita mencapai Rp7 juta (Rp1 juta + Rp2 juta + Rp4 juta).

Masih belum puas, kita mencoba lagi, dan melipatgandakan modal lagi, kali ini jadi Rp8 juta. Kita menebak “turun” lagi, dan keliru lagi. Total kerugian Rp15 juta (Rp7 juta + Rp8 juta). Karena penasaran, kita mungkin jadi berpikir, “Ah, kali ini pasti tebakanku benar!” Kita pun lalu main lagi, dengan modal yang dilipatgandakan lagi dari modal tadi, kali ini Rp16 juta. Kita menebak “turun” seperti sejak awal, dan... kali ini tebakan kita benar!

Kita menang—benar? Dan kita akan mendapat sejumlah uang kemenangan—benar? 

Sekarang perhatikan jumlah terakhir uang yang kita pertaruhkan: Rp16 juta. Jumlah kemenangan di Binary Option adalah 80 persen dari modal yang dipertaruhkan. Dan 80 persen dari Rp16.000.000 adalah Rp12.800.000. Itulah jumlah yang kita peroleh sebagai kemenangan!

Sekarang ingat berapa jumlah kerugian kita karena menggunakan skema tadi. Ingat? Kerugian kita mencapai Rp15 juta! Jadi, meski akhirnya kita mendapat kemenangan, pada dasarnya kita tetap menderita kerugian! Karenanya, seperti yang saya katakan tadi, permainan ini tidak akan bisa dimenangkan! Bahkan judi togel masih lebih “berperikemanusiaan” dibanding BO.

Kalau menggunakan skema tadi, dan kita menerapkannya pada colok bebas di togel, hasilnya akan selaras dengan hukum matematika, dalam arti kapan pun waktunya kita pasti akan menang, dan benar-benar mendapat sejumlah uang kemenangan, plus seluruh kerugian akan tertutup! Itu benar-benar kemenangan! Karena colok bebas memberi kemenangan 150 persen dari modal! Akuntan mana pun akan setuju dengan yang saya katakan.

Coba saja tebak angka 4, misalnya, dan terus lipat gandakan uang taruhan sampai angka 4 muncul. Ketika akhirnya angka 4 muncul, semua uang modalmu akan kembali, seluruh kerugian akan tertutup, plus sejumlah uang kemenangan! Itu benar-benar kemenangan, bukan tampak menang tapi sebenarnya menanggung kerugian!

(Disclaimer: Meski hitung-hitungan ini memungkinkanmu untuk memenangkan togel, tapi saya tidak menyarankan apalagi memintamu mempraktikkannya. Saya hanya menunjukkan kalau togel lebih “ilmiah”, dibanding Binary Option).

Yang jadi masalah, sekali lagi, BO menyamarkan dirinya sebagai “trading”, sementara togel sudah terkenal sebagai judi. Akibatnya, orang tidak merasa bersalah ketika main BO. Dalam hal ini, Dokter Tirta punya ungkapan bagus, “Pemain judi togel punya harga diri yang lebih jelas daripada pemain Binary Option!”

Kalau orang main judi togel, judi klutuk, judi uter-uter, atau bahkan judi sabung ayam, mereka sadar itu judi! Ketika uang mereka bablas, hilang, habis karena kalah, mereka tidak ngamuk, karena sedari awal sudah sadar itu judi. Namanya judi, bisa kalah dan bisa menang. Selesai.

Tapi ketika main BO, orang berpikir mereka sedang melakukan trading. Namanya trading—berdagang—tentu ada kalanya untung, dan ada kalanya rugi. Kalau kemudian berdagang kok rugiiiiiiii terus, ya mereka ngamuk! Karena tidak masuk akal, dan karena pada akhirnya merasa tertipu!

Itulah yang terjadi sekarang. Orang-orang yang tempo hari main BO itu akhirnya sadar kalau mereka sebenarnya tidak melakukan trading, tapi bermain judi. Mereka marah karena uang habis, dan merasa dikibuli. Andai sejak awal mereka diberi tahu bahwa itu judi, mungkin mereka tidak akan semarah sekarang, karena sedari awal sudah tahu risikonya. 

Jadi, sekarang kita paham kenapa BAPPEBTI tidak melegalkan BO di Indonesia. Kalau sampai Binary Option dilegalkan di Indonesia, judi togel juga harus dilegalkan. Karena, kalau mau ngemeng rusak-rusakan, BO lebih merusak dari judi togel. Kalau togel sudah jelas judi, sementara BO menyebut dirinya trading. Padahal, kalau mau blak-blakan, judi togel “masih lebih baik” daripada BO.

Daripada BO yang jelas-jelas merugikan, mending BO yang itu...

BO apppeeeeeuuuuhhh...

 
;