Senin, 20 Februari 2023

Titik Tertinggi Mencintai

"Titik tertinggi mencintai" versiku adalah, "Aku jatuh cinta kepadamu. Kamu mau jadi pacarku ya ayo, kamu menolak ya persetan denganmu."

Titik tertinggi wuopppooo...

Tapi ya ada masanya aku juga pernah goblok ... yang melakukan glorifikasi perasaan cinta pada seseorang. Menganggap "aku tak bisa hidup tanpanya" dan bla-bla-bla. Geli sendiri kalau ingat masa-masa goblok itu.

Cara kita memahami perasaan cinta pada seseorang mungkin memang berubah seiring usia. Saat remaja, kita masih pemula—belum benar-benar mengenal diri sendiri, dan belum bisa memahami/mengelola perasaan cinta secara bijak. Jadinya ya gitu.

Tapi seiring usia makin matang, kita jadi lebih bijak—biasanya, sih—dan tidak lagi naif serta menggebu-gebu dengan dalih "titik cinta tertinggi" serta omong kosong semacamnya. Cinta mungkin tampak luar biasa bagi remaja, dan jadi biasa-biasa saja saat makin dewasa dan logis.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 20 Oktober 2020.

 
;