Kamis, 01 Juli 2010

Britney Spears Bukan Hantu

Berbeda, antara tahu jalan setapak dan menjalani jalan setapak.
Morpheus


Coba tebak, apa yang paling ditakuti ibu-ibu di Amerika? Bom? Perang? Teroris? Ternyata bukan. Hantu yang paling ditakuti ibu-ibu di Amrik adalah Britney Spears!

Para ibu di Amrik menganggap gaya hidup Britney Spears tergolong ‘menyimpang’—dan mereka sangat takut kalau anak-anak perempuan mereka mengikuti jejak-langkah Britney. Ketakutan atau kekhawatiran para ibu itu tentu saja dapat dimaklumi, mengingat Britney seorang selebriti yang memiliki daya tarik, khususnya bagi anak-anak muda seusianya.

Britney Spears memang seperti magnet. Sejak pertama kali muncul, kehadirannya langsung menciptakan histeria. Tiba-tiba, cewek-cewek sedunia jadi seperti kembaran Britney. Gaya rambutnya, gaya pakaiannya, penampilannya, semuanya. Britney telah menjadi ikon, dan cewek-cewek sedunia menganggapnya layak dijadikan teladan. Dan itulah yang kemudian menjadi sumber kecemasan ibu-ibu di Amrik.

Sebenarnya, Britney Spears hanyalah satu dari banyak ‘kasus’ lain serupa. Setelah Britney, ada sederet nama lain yang juga menciptakan histeria—dari Christina Aguilera, Michelle Branch, sampai Avril Lavigne. Di belahan dunia mana pun, selalu ada ikon yang dipuja, ada pujaan yang ditiru secara habis-habisan. Di Indonesia sendiri, misalnya, ada Agnes Monica yang juga menciptakan pengaruh yang hampir sama seperti Britney dalam kehidupan anak-anak muda.

Setiap kali sebuah ikon besar muncul, setiap kali pula pemujaan diarahkan kepadanya. Setiap kali sosok yang dianggap hebat dilahirkan, orang-orang pun berusaha menirunya. Dan… yang selalu saja tak pernah berubah dalam pemujaan terhadap ikon atau sosok yang dianggap hebat adalah cara peniruannya!

Orang selalu tertarik untuk meniru tokoh idolanya, atau selebriti yang dipujanya. Tetapi baik di masa lalu ataupun di masa sekarang, polanya tak pernah berubah. Yang ditiru selalu hanya kulit luarnya, namun tak ada upaya untuk meniru kualitasnya. Jutaan cewek di dunia berusaha mati-matian meniru Britney Spears—dari model pakaian sampai gaya hidup. Sebatas kulit. Tetapi, ironisnya, dalam waktu yang sama, mereka tidak berusaha meniru spirit atau kualitas Britney.

Tentunya Britney Spears tidak dilahirkan dengan memegang mic, dia pun tidak langsung menyanyi ketika keluar dari rahim ibunya. Ada proses yang telah dilaluinya—suatu proses panjang yang sulit dan melelahkan, penuh kerja keras—hingga kemudian menjelma menjadi Britney Spears yang dikenal dunia.

Tetapi para pemujanya—para pengikutnya—tidak mau menengok kenyataan itu. Mereka hanya mau melihat Britney dalam sosoknya yang sekarang, dalam wujudnya yang terkenal, dan kemudian secara mentah-mentah menirunya. Hanya meniru kulitnya.

Begitu pula dengan ikon-ikon lain—para selebriti yang menjadi ‘imam’ dalam hal penampilan dan gaya hidup. Avril Lavigne, Christina Aguilera, Agnes Monica, Michelle Branch, atau yang lainnya, semuanya tidak muncul dari rahim ibu mereka dengan membawa mic di tangannya. Mereka juga tidak langsung menyanyi ketika dilahirkan ke dunia. Mereka semua menjalani kerja kerasnya masing-masing—suatu kerja keras yang sayangnya tak disaksikan orang-orang yang kemudian memujanya.

Michelle Branch menghabiskan waktu dua belas jam setiap hari untuk berlatih memetik gitar dan menyanyi—bahkan ketika dia telah menjadi superstar. Begitu pula dengan Avril Lavigne, Britney Spears, Christina Aguilera, ataupun Agnes Monica. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk terus berlatih dan memperbaiki kualitas diri, terus bekerja keras setiap hari, bahkan ketika mereka telah menjadi ikon dan dianggap sebagai superstar yang diidolakan.

Bagi mereka, kualitas diri adalah nomor satu, sementara penampilan dan sisi luar menempati peringkat nomor dua. Ironisnya, para penirunya—orang-orang yang menjadikan mereka sebagai idola—menganggap peniruan penampilan sebagai peringkat pertama, sementara peniruan kualitas dianggap tak penting. Akibatnya, mereka hanya menjadi boneka-boneka Britney—atau boneka Avril, boneka Agnes, atau boneka Aguilera—sosok manekin yang mirip orang-orang hebat, tetapi bukan orang hebat.

Jadi, sesungguhnya, yang menjadi sumber kecemasan dan kekhawatiran ibu-ibu di Amrik bukanlah Britney Spears-nya semata-mata, tetapi lebih pada sikap pikiran dan laku peniruan yang dilakukan anak-anak perempuan mereka. Sepertinya, ibu-ibu itu pun tidak keberatan jika anak-anak mereka meniru Britney, selama mereka juga memiliki kualitas sehebat Britney. Buktinya, Britney Spears tetap memiliki ibu, dan ibunya tak keberatan atas tingkah-lakunya.

Karenanya pula, Britney Spears bukan hantu. Hantu sesungguhnya adalah perilaku yang sekadar meniru-niru.

 
;