Minggu, 11 Juli 2010

Note of Abalasa



Di manakah cawan kehidupan untuk diminum, ketika tenggorokan sudah tak ada? Di manakah ladang untuk menabur, bila tangan lenyap entah kemana? Di manakah taman indah untuk dipandang, ketika mata kehilangan cahaya? Siapakah yang tahu sesuatu dalam hati manusia—yang tersembunyi di balik hijab kegelapan yang teramat pekat? Malaikat perlu bertanya, dan iblis pun perlu mencarinya.

Dan kau tepat berada di tengah-tengahnya, menelusuri kabut gelap hati manusia, pikiran manusia, dan menemukan sesuatu yang amat kuat, sekaligus mengerikan.

Kau berada di situ, meraba-raba dalam gelap, bersama kuku-kuku tajam dan taring iblis yang mencakar-cakar kesadaran dalam lorong gelap kehidupan. Kemudian datang cahaya, sinar terang yang menerangi jalan hidup, dan kuku-kuku tajam serta taring itu pun sirna berganti dengan keteduhan dan sayap-sayap malaikat...

Malaikat itu mencintaimu, dan iblis itu kini bergerak mengejarmu...


 
;