Selasa, 12 Maret 2013

Beberapa Hal yang Perlu Kita Bicarakan Menyangkut Twitter (2)

Posting ini lanjutan post sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah post sebelumnya terlebih dulu.

***

Kembali ke Twitter. Seiring makin akrab dengan Twitter, saya pun makin tahu bagaimana cara menggunakan Twitter dengan baik dan benar. Oh, well, menulis dengan dibatasi 140 karakter itu cukup merepotkan jika tidak terbiasa. Apalagi bagi orang yang biasa menulis panjang-panjang seperti saya.

Di blog, misalnya, saya biasa menulis kalimat-kalimat panjang, dan saya anti singkatan. Kebiasaan itu harus bertabrakan dengan peraturan Twitter yang membatasi tulisan hanya 140 karakter. Hal itu tentu membutuhkan adaptasi yang tidak mudah.

Di Twitter pula, saya jadi tahu bahwa ternyata ada orang yang membeli follower, untuk memperbanyak jumlah follower-nya. Semula saya bingung, untuk apa orang membeli follower? Lalu ada yang menjelaskan, bahwa jumlah follower di Twitter membantu menaikkan reputasi atau setidaknya gengsi pemiliknya, sehingga mereka layak disebut “selebtwit” alias selebritas di Twitter. Jadi, semakin banyak follower seseorang, semakin tinggi pula nilai gengsi yang dimilikinya, serta semakin dipercaya reputasinya.

Saya belum paham. Bagaimana mungkin reputasi seseorang bisa dinilai dari jumlah follower-nya? Mungkin menaikkan gengsi bisa dipahami, karena jumlah follower yang banyak menunjukkan bahwa orang itu memiliki banyak pengikut, penyuka, penggemar, atau apa pun sebutannya. Tapi reputasi…? Reputasi macam apa yang bisa diukur dari jumlah follower di Twitter semata-mata?

Beberapa teman di Twitter mencoba menjelaskan, bahwa kebutuhan beberapa orang memiliki banyak follower karena jumlah follower yang banyak dapat mendatangkan uang bagi mereka. Misalnya, dengan memiliki banyak follower, maka ada kemungkinan orang itu diminta menjadi buzzer untuk mempromosikan atau mengkampanyekan produk-produk tertentu. Hanya bermodal follower banyak, uang bisa didapatkan.

Kedengarannya mudah, eh? Tapi tentu tidak mudah memiliki jumlah follower yang banyak. Bagi artis atau orang terkenal, mungkin memiliki follower banyak bukan hal sulit, karena popularitas mereka bisa mengundang adanya follower yang secara suka rela mem-follow akun mereka. Tapi bagi orang biasa—maksudnya bukan artis atau orang terkenal—memiliki jumlah follower yang banyak tentu butuh perjuangan, salah satunya mampu menulis tweet yang bagus dan disukai banyak orang.

Mungkin, karena usaha untuk memiliki banyak follower bukan hal mudah, beberapa orang pun kemudian memilih jalan pintas, yakni dengan membeli follower. Dengan cara praktis semacam itu, seseorang yang “bukan siapa-siapa” bisa memiliki puluhan ribu follower tanpa susah payah, bahkan dalam waktu relatif singkat.

Sampai di sini, saya terbentur pada pertanyaan tadi, bagaimana bisa reputasi seseorang dinilai dari berapa jumlah follower-nya? Maksud saya, jika seseorang bisa memperbanyak jumlah follower dengan cara membeli, reputasi macam apa yang kita harapkan?

Kemudian ada yang bilang, bahwa kebanyakan orang yang membeli follower biasanya bukan orang terkenal. Artinya, cara mudah untuk mengetahui apakah seseorang membeli follower atau tidak dengan membandingkan popularitas seseorang (khususnya di Twitter) dengan jumlah follower-nya. Maksudnya, jika orang itu tidak terkenal (di dalam atau di luar Twitter), tapi jumlah follower-nya sangat banyak dan cenderung tak masuk akal, maka kemungkinan besar follower-nya hasil membeli.

Konon, cara itu pula yang dijadikan “standar” umum bagi para produsen yang ingin menggunakan seseorang di Twitter untuk menjadi buzzer mereka. Tapi benarkah hanya orang-orang tak terkenal yang membeli follower di Twitter? Dan benarkah orang-orang (yang dianggap) terkenal mendapatkan follower secara murni, dalam arti tanpa membeli?

Sekitar tiga atau empat bulan yang lalu, saya menerima mention dari sebuah akun, yang isinya menjelaskan tentang cara yang digunakan beberapa orang terkenal di Twitter dalam memperbanyak jumlah follower mereka. Mention itu dilengkapi sebuah link yang mengarah pada penjelasan atas mention tersebut. Karena penasaran, saya meng-klik link itu, dan diarahkan ke sebuah blog yang dibuat secara khusus untuk “membongkar” cara memperbanyak follower yang dilakukan beberapa orang terkenal di Twitter.

Lanjut ke sini.

 
;