Jumat, 29 Maret 2013

Soal Raffi, dan Mahalnya Harga Kesalahan (1)

Raffi Ahmad tuh seleranya agak gue banget.
Tyas Mirasih, Velove Vexia, Laudya Chintya Bella,
Ratna Galih, Yuni Shara, Wanda Hamidah....
@noffret 


Raffi Ahmad kembali menjadi berita nasional akhir-akhir ini. Setelah beberapa waktu yang lalu membuat kehebohan akibat hubungannya dengan Yuni Shara, sekarang bocah itu bikin geger lagi dengan kasus narkoba. Ceritanya, seperti yang juga kalian tahu, Raffi digerebek BNN (Badan Narkotika Nasional) di rumahnya karena dicurigai mengadakan pesta narkoba, dan dari sana kemudian beritanya membahana.

Sebenarnya, kasus seperti yang dialami Raffi bukan hal istimewa. Selain Raffi, di negeri ini telah cukup banyak orang yang pernah digerebek di rumahnya gara-gara kasus sama. Yang menjadikannya istimewa karena Raffi Ahmad artis terkenal. Dan, ditambah lagi, dalam penggerebekan itu juga terjaring beberapa artis lain, yang salah satunya—kalau tak keliru—Wanda Hamidah, yang sekarang digosipkan dekat dengan Raffi.

Maka penggerebekan dan penangkapan itu segera menjadi berita nasional beberapa waktu lalu. Di waktu-waktu itu, nyaris semua media memberitakan hal yang sama, sementara timeline di Twitter dibanjiri aneka macam komentar tentang mereka. Dari yang bersimpati, sampai yang sinis. Dari yang membela Raffi, sampai yang mencurigai adanya “permainan” polisi.

Lalu antiklimaks terjadi. Wanda Hamidah, salah satu orang yang semula dicurigai terlibat dalam pesta narkoba, dinyatakan tak bersalah (terbukti tidak mengonsumsi narkoba), bahkan kemudian diangkat atau ditunjuk menjadi duta BNN. Berita itu sekali lagi menimbulkan banjir komentar di mana-mana. Dari yang simpati sampai yang sinis.

Selama mengikuti kasus Raffi menyangkut narkoba itu, saya merasa seperti sedang menyaksikan drama yang naskah skenarionya benar-benar buruk. Dari berita-berita yang saya baca, kasus ini makin hari bukannya menjadi jelas, tapi justru menjadi buram dan melahirkan banyak tanda tanya.

Semula, diberitakan bahwa Raffi dan kawan-kawannya positif mengonsumsi narkoba. Bahkan disebutkan kalau BNN dan kepolisian sudah lama mengawasi mereka. Lalu berita itu berubah, dan dinyatakan bahwa pihak BNN hanya menemukan “dua linting ganja” di rumah Raffi. Lalu ada berita lain lagi yang menyatakan bahwa Raffi tidak mengonsumsi narkoba, tapi obat baru yang belum dikenal. Tidak jelas, berubah-ubah.

Satu hal yang sekarang sudah jelas. Bahwa Raffi Ahmad sudah ditahan akibat kasus itu, dan sedang dalam urusan dengan pengadilan. Tetapi hal yang sudah jelas itu pun kembali melahirkan ketidakjelasan dan tanda tanya. Menghadapi kasusnya, Raffi Ahmad menyewa pengacara Hotma Sitompul sebagai kuasa hukumnya. Itu tentu saja hak Raffi sebagai pihak yang berurusan dengan hukum, dan siapa pun tentu tak bisa menggugat haknya.

Tetapi, baru-baru ini saya membaca berita yang menyatakan bahwa urusan pengacara ini pun jadi masalah. Berdasarkan berita yang dirilis di berbagai web, ada oknum BNN yang meminta agar keluarga Raffi memecat Hotma Sitompul sebagai pengacaranya. Jika tidak, masih menurut berita itu, maka kasusnya akan dipersulit.

Hotman Paris Hutapea, yang diwawancarai KapanLagi, menyatakan, “Dalam sebulan terakhir semenjak Hotma masuk, ada oknum dari BNN menemui pamannya Raffi di Bandung, dan meminta Hotma dipecat.”

Salah satu kelemahan berita di dunia cyber adalah ketidaklengkapannya. Aneka macam situs dan portal berita memang sangat aktif memuat berita dari waktu ke waktu, yang tingkat kecepatannya sulit ditandingi media konvensional yang menggunakan kertas cetakan. Tetapi berita-berita di internet sering kali dirilis sepotong-sepotong, singkat-singkat, tidak lengkap, bahkan kadang tidak kronologis, sehingga sering membingungkan pembaca yang ingin mengetahui berita selengkapnya.

Lanjut ke sini.

 
;