Seorang bocah yang sangat akademis berkata pada saya, “Kalau orang dewasa menyukai anak-anak di bawah umur, disebut paedofilia. Nah, kalau kamu—bocah yang menyukai wanita dewasa—kira-kira disebut apa, ya?”
“Mbakyufilia,” jawab saya mantap.
“Uhm... disebut apa?”
“Disebut mbakyufilia.”
“Mbakyufilia...?” Dia menatap saya dengan heran, seperti baru mendengar istilah itu. “Kedengarannya keren.”
“Tentu saja!” saya menyahut dengan jumawa. “Segala hal yang berhubungan dengan mbakyu selalu keren!”
“Begitu, ya.” Dia mengangguk dengan ragu. “Uhm... istilah itu sudah baku?”
“Sudah, dong. Kenapa kamu belum pernah dengar?”
“Jadi, sudah ada paper yang khusus mengkaji hal itu—mbakyufilia?”
“Sudah,” jawab saya pede.
“Boleh tahu judul papernya? Biar nanti bisa kupelajari.”
“Judulnya, Tinjauan dan Studi Peranan Mbakyufilia Dalam Peradaban Umat Manusia.”
Lalu dia mimisan.