Biasa deh. Penjual nasgor tuh kalau nggak ditunggu, bolak-
balik lewat. Kalau ditunggu, nggak ada satu pun yang nongol!
—Twitter, 7 September 2013
Membeli nasi goreng yang lewat depan rumah tuh
seperti berjudi. Bisa dapat yang enak, bisa pula kena apes;
nasi gorengnya sangat tidak enak!
—Twitter, 9 Juni 2013
Orang yang tak bisa menggoreng telur hingga matang
dengan baik seharusnya tidak pede jualan nasi goreng.
—Twitter, 9 Juni 2013
Yang disebut “menyanyi” tidak sekadar menyanyi.
“Menulis” tidak sekadar menulis. Begitu pun nasi goreng,
tidak sekadar nasi yang digoreng.
—Twitter, 9 Juni 2013
Ada nyanyian sumbang, ada tulisan buruk, ada film jelek, pun
ada nasi goreng yang tidak enak. Semuanya tidak kita inginkan.
—Twitter, 9 Juni 2013
Penyanyi pemula, penulis pemula, sineas pemula,
semuanya melewati masa-masa latihan. Sayangnya,
pembuat nasi goreng pemula langsung jualan.
—Twitter, 9 Juni 2013
Menyanyi tidak sekadar berbekal notasi musik,
menulis tidak sekadar berbekal kertas.
Membuat nasi goreng juga perlu resep, bumbu, keahlian.
—Twitter, 9 Juni 2013
Jika lagu terdengar sumbang, salahkan penyanyinya.
Jika tulisan sulit dipahami, salahkan penulisnya.
Jika nasi goreng tidak enak, well....
—Twitter, 9 Juni 2013
Kita memang tak bisa lepas dari selera per orang.
Tetapi, dalam karya apa pun, selalu ada standar baik
dan buruk. Begitu pula nasi goreng.
—Twitter, 9 Juni 2013
Memakan nasi goreng yang tidak enak itu seperti
menikmati lagu yang sangat tidak enak didengar.
Seperti film buruk yang salah kasting.
—Twitter, 9 Juni 2013
Bagaimana membuat nasi goreng yang enak?
Itu bukan tugas pembeli. Pembuat dan penjualnya
yang seharusnya tahu. Hak pembeli adalah menikmati.
—Twitter, 9 Juni 2013
Penyanyi harus menyanyi dengan indah.
Penulis harus menulis dengan bagus. Pembuat nasi goreng
juga harus membuat nasi goreng yang enak.
—Twitter, 9 Juni 2013
Segala hal yang buruk seperti retakan kecil di gelas kaca.
Gelas tetap utuh, tapi ada cela.
Begitu pun nasi goreng yang tidak enak.
—Twitter, 9 Juni 2013
Well, yang barusan itu bukan kultwit soal nasi goreng.
Itu pelampiasan kejengkelan.
Terpujilah siapa pun yang bisa bikin nasi goreng enak!
—Twitter, 9 Juni 2013
*) Ditranskrip dari timelie @noffret.