Selasa, 01 Juli 2014

Surat Prabowo, E-Mail Gita Wirjawan, dan SMS Irman Gusman

Attention! Tolong jangan mengirim mention
berisi kampanye atau black campaign capres mana pun.
Aku tak tertarik dan tak akan terpengaruh!
@noffret


Prabowo Subianto, yang sekarang menjadi calon presiden, diketahui mengirim surat kepada para guru di sekolah-sekolah. Surat itu dinilai melanggar aturan kampanye, dan sekarang mulai ditangani Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Berdasarkan berita yang saya baca, Bawaslu mulai memanggil tim sukses Prabowo untuk mengklarifikasi hal tersebut. Berikut ini transkrip surat Prabowo, sesuai aslinya.


Dengan hormat,

Besar harapan saya bahwa surat ini sampai ke tangan anda dalam suasana yang baik dan bersahabat.

Jika diizinkan oleh Allah SWT, saya akan maju sebagai calon presiden Republik Indonesia pada Pemilu 9 Juli akan datang.

Untuk itu, dari hati saya yang terdalam, saya memohon doa dan restu anda. Insya Allah, apabila saya terpilih nanti, saya akan berusaha sekuat tenaga memimpin Indonesia menjadi sebuah negara yang lebih maju lagi, lebih sejahtera, serta lebih bermartabat di mata dunia.

Atas dukungan anda, saya bertekad untuk memajukan semua golongan, merangkul segenap kalangan, serta merajut kerja sama yang erat semua elemen bangsa kita. Indonesia harus melangkah bersama dalam mencapai cita-cita yang mulia di masa depan.

Fokus utama saya adalah peningkatan kesejahteraan rakyat, kemajuan pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi kecil dan menengah. Semua sektor harus diperhatikan, dari sektor industri, jasa, perkebunan, perdagangan, dan terutama sektor pertanian. Indonesia akan menjadi negara maju dalam satu generasi, jika semua sektor ini diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Saya paham sepenuhnya bahwa tidak ada pemimpin yang berhasil tanpa dukungan rakyat. Karena itulah dengan rendah hati saya memohon dukungan anda dan keluarga. Dukungan ini sangat berarti buat saya, menambah semangat saya untuk terus mengabdi pada Tanah Air kita tercinta.

Salam persahabatan buat anda dan segenap keluarga. Terima kasih yang tulus atas perhatiannya.

Jakarta, 9 Juni 2014
 

Prabowo Subianto


Sebagai awam, saya tidak tahu apakah yang dilakukan Prabowo melanggar aturan pemilu atau tidak, jadi biarlah para ahli yang menilai. Yang saya tahu, perilaku mengirim “pesan” secara pribadi kepada orang per orang tidak hanya dilakukan oleh Prabowo. Jauh-jauh hari sebelum Prabowo mengirim surat-surat pribadinya kepada banyak orang, saya pernah mendapat e-mail dari pihak yang mengatasnamakan diri Komunitas Relawan DukungGW. “GW” yang dimaksud adalah Gita Wirjawan.

Pada waktu itu, wacana pencapresan Gita Wirjawan sedang santer diberitakan, dan foto-foto wajahnya bertebaran di hampir semua web populer di internet. Tentu saja itu hak Gita Wirjawan, toh dia sendiri yang membiayai promosi wajahnya. Jika kemudian ada orang-orang yang sampai bosan karena setiap saat melihat fotonya di mana-mana, well... itu urusan lain.

Yang membuat kesal, saya menerima e-mail yang tidak saya inginkan, sehubungan dengan Gita Wirjawan. E-mail itu dikirim oleh Komunitas Relawan DukungGW yang beralamat di info@dukunggw.com. Berikut isi e-mail tersebut, saya transkrip sesuai aslinya.


Sahabat,

Kamu pernah mengunjungi http://www.politicawave.com/konvensi ? Di laman itu kamu bisa lihat bahwa ternyata ada sebuah kompetisi di media sosial. Kompetisi seru untuk menemukan siapa sesungguhnya figur Indonesia yang paling layak memimpin negeri hebat ini.
 

Berbeda dengan pertandingan-pertandingan biasa yang boros biaya dan tenaga, kamu sudah bisa langsung ikut berkompetisi di media sosial ini hanya dengan mengandalkan gadget kamu. Now sit back, relax, and enjoy the next three steps!

Sahabat,

    Mention nama "Gita Wirjawan"‎ dalam tweet kita setiap hari. Misalnya,"Selamat pagi Pak @GWirjawan. Sukses selalu melayani masyarakat Pak Gita Wirjawan."
    Retweet apapun yang di-tweet oleh akun @GWirjawan‎ dengan komentar positif. Misalnya "Setuju Pak! RT @GWirjawan: Indonesia adalah bangsa hebat dengan anak muda dahsyat."
    Follow akun relawan @DukungGW dan lakukan retweet dengan komentar positif. Ketika ada berita tentang pak Gita di tweet oleh akun tersebut, lakukan retweet dengan menambah kata positif, misalnya "Nah ini -->" atau "Capres pilihan kita nih" atau "GW gue banget!!" dst.

Dengan tiga langkah sesederhana itu, kita ikut aktif bersama pak Gita menyebarluaskan gagasan-gagasan tentang bagaimana mengasihi Indonesia lebih baik lagi. Hanya dengan mengandalkan jemari, kita langsung menjadi aktivis politik, pegiat demokrasi modern, seperti yang marak dipraktekkan di negara-negara maju semisal Amerika Serikat dan Australia. Masing-masing dari kita juga bisa berlomba agar menjadi pemuncak pada daftar Top 10 di PoliticaWave (http://www.politicawave.com)

Sahabat,

Mungkin di antara kita bertanya mengapa kita sepatutnya mendukung pak Gita. Sederhana saja jawabannya. Dalam usianya yang masih belia, pak Gita sudah mempunyai rekam jejak luar biasa. Ia terlahir dari keluarga yang majemuk dan menjadikan kerja keras sebagai etos hidup. Pak Gita aktif menjadi pengurus berbagai macam organisasi yang punya catatan prestasi. Yakin akan potensi bangsa dan keandalan generasi muda, pak Gita gencar menggalakkan aksi-aksi lokal bervisi global dengan anak-anak muda sebagai motornya.


Penggemar olahraga dan pecinta seni, tak aneh pak Gita bertubuh sehat, berpenampilan sederhana namun atraktif, dan terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya. Satu lagi: meski sudah melanglang buana, pak Gita tetap menghayati nilai ketimuran dengan bercinta-cita menjadi suami sekaligus ayah kebanggaan keluarga. Hm, laksana ponsel, sosok Gita punya fitur lengkap, sinyal tajam, desain keren, dan pilihan favorit orang-orang berjiwa belia!

Nah, dengan menjadi bagian dari Tim Dukung GW yang aktif di media sosial, kita—generasi kebanggaan Indonesia—punya ruang dan energi tanpa batas untuk membuat dunia tahu bahwa negeri kita ini pantas dipimpin oleh figur yang mau menggenggam semua tangan demi mewujudkan “Indonesia BERANI, Indonesia LEBIH BAIK”.

Kalau kamu punya pertanyaan, kamu bisa langsung berkomunikasi dengan kami dengan membalas email ini di info@DukungGW.com atau lihat web http://www.DukungGW.com untuk informasi lebih lengkap.

Salam,
Komunitas Relawan Dukung GW



Berbeda dengan surat Prabowo yang isinya santun dan tidak melakukan perintah apa pun secara eksplisit, isi e-mail Gita Wirjawan secara terang-terangan menyuruh penerimanya untuk melakukan sesuatu (perhatikan paragraf ketiga isi e-mail tersebut). Jika e-mail itu memang ditujukan untuk kampanye, maka itu benar-benar kesalahan, karena tidak empatik dan kurang persuasif.

Pertama, Gita Wirjawan (melalui Relawan DukungGW) telah melanggar privasi saya dengan seenaknya sendiri mengirim e-mail, padahal saya tidak tahu siapa mereka, dan tidak menginginkan atau meminta kiriman e-mail dari mereka. Kedua, mereka dengan seenaknya sendiri menyuruh-nyuruh saya melakukan sesuatu yang belum tentu saya inginkan. E-mail semacam itu, kita tahu, bisa digolongkan sebagai spam. Dan siapa pun tidak menginginkan spam, apalagi spam berisi kampanye!

Dua bulan setelah menerima e-mail Gita Wirjawan, giliran ponsel saya yang dikirimi SMS kampanye. Kali ini datang dari Irman Gusman, dengan nomor pengirim 082311600201. Berikut isi SMS tersebut, saya transkrip sesuai aslinya.


Pilih IRMAN GUSMAN, Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI dalam survey/cawapres konvensi Partai Demokrat sudah Berpengalaman, Bersih & Terpercaya.


Lagi-lagi hak privasi saya dilanggar, lagi-lagi datang pesan yang tidak saya inginkan. Irman Gusman, siapa pun dia, tentu tidak tahu nomor ponsel saya, sebagaimana saya juga tidak tahu nomor ponsel miliknya. Fakta bahwa dia (atau tim suksesnya) bisa mendapatkan nomor ponsel saya, bukan berarti kami pasti saling kenal. Dan kalau dua orang tidak saling kenal, maka sungguh tidak sopan kalau main perintah seenaknya sendiri.

Oh, well, Bapak-Bapak yang terhormat, tampaknya kita perlu lebih banyak belajar tentang empati dan sikap persuasif. Untuk menyadari bahwa dua orang asing tetaplah asing sebelum senyuman terkembang di bibir masing-masing, bahwa orang yang tak saling kenal tidak berhak dan tidak layak main perintah-perintahan, bahwa mengirim pesan kampanye atau ajakan melalui e-mail atau SMS sama saja melanggar hak privat seseorang.

Tentu saja kampanye di tempat umum atau terbuka merupakan hak siapa pun yang ingin jadi caleg, capres, cawapres, atau ca-ca lainnya. Tidak masalah. Kita berdatangan ke lapangan untuk mendengarkan calon dambaan kita berpidato panjang lebar—itu keinginan kita sendiri. Sekali lagi tidak masalah, karena tidak ada hak siapa pun yang dilanggar. Tetapi berkampanye secara pribadi melalui surat, e-mail, atau SMS, telah melanggar hak privat orang per orang, karena dikirim oleh pihak yang belum tentu dikenal atau diinginkan.

Hampir setiap hari, inbox e-mail dan SMS saya dikirimi iklan obat kuat, layanan phonesex, dan setumpuk sampah lainnya. Saya ingin menghormati pemimpin dan calon pemimpin negeri ini, dan tidak ingin menyamakan mereka dengan penjual obat kuat atau layanan phonesex. Karenanya, tolong (sekali lagi, tolong) bertindaklah secara arif, dengan tidak melanggar hak privat orang lain, dan berkampanyelah secara persuasif serta dengan sikap yang empatik.

 
;