Selasa, 01 Juli 2014

Nyala Suluh Dalam Tangisku

Malam itu, saat keluar dari rumah, tiba-tiba aku tertegun. Salah satu bagian memoriku seperti terbuka seketika, dan beberapa hal di dalamnya menghambur keluar seperti kelelawar menyambut gelap.

Lalu aku teringat....

Lalu aku teringat, suatu waktu, bertahun lalu, ada anak-anak yang tak kukenal datang ke rumahku, mengetuk pintu, dan menemuiku dengan ragu. Seseorang telah mengirim mereka—anak-anak tak kukenal itu—menyampaikan sesuatu yang sangat kubutuhkan, menyelamatkanku dari kebingungan, meski sejenak... meski sesaat... tapi membuatku nyaris menangis karena rasa syukur.

Bertahun kemudian, setelah itu, aku tak pernah ingat lagi pada mereka, aku bahkan telah lupa wajah anak-anak itu. Anak-anak yang tak kukenal, anak-anak yang tak kubayangkan akan datang, anak-anak yang bahkan tidak kutahu namanya. Anak-anak yang telah menyelamatkanku dari keputusasaan, tangan-tangan kecil yang menyalakan suluh saat aku terjatuh dalam kegelapan.

Kini aku kembali teringat....

Kini aku kembali teringat, saat keluar dari rumah, dan sesaat berdiri di depan pintu, lalu bayangan anak-anak itu seolah menghambur ke depanku.

Aku tak pernah tahu siapa mereka, aku tak tahu nama-nama mereka, aku tak tahu di mana sekarang mereka berada, aku bahkan telah lupa wajah-wajah mereka.

Malam itu, saat tertegun di depan pintu, dan tiba-tiba teringat pada mereka, aku berharap, dan berdoa, semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu dilimpahkan untuk mereka, semoga tangan-tangan agung tak terlihat senantiasa menjaga hidup mereka, semoga takdir menuntunku agar bisa membalas budi baik mereka... kapan pun waktunya, bagaimana pun caranya.
 
 
;