Senin, 15 Desember 2014

Rachel, Sang Mbakyu

Bruce, mungkin dalam hati kau masih anak baik seperti dulu.
Tapi bukan yang di hati, melainkan yang tampak yang dinilai orang.
Rachel Dawes kepada Bruce Wayne
dalam Batman Begins


Semua superhero adalah bocah, dan semua bocah merindukan mbakyu. Christopher Nolan tampaknya memahami konsep itu. Karenanya, ketika dia menggarap serial Batman, sutradara hebat itu melakukan perombakan besar-besaran dari komik aslinya—tidak hanya dalam jalan cerita, tapi juga memikirkan konsep hubungan antara bocah dan mbakyu melalui jalinan ceritanya.

Dalam Batman Begins, Katie Holmes dikasting menjadi Rachel Dawes, mbakyu yang diplot untuk menjadi pasangan Batman. Seri pertama trilogi itu mengisahkan Bruce Wayne yang telah bersama Rachel Dawes sejak masa kanak-kanak, dan Katie Holmes benar-benar tepat memerankannya. Mereka seumuran. Ketika Bruce tumbuh dewasa, Rachel juga semakin mekar.

Di akhir kisah Batman Begins, Rachel Dawes berkata pada Bruce Wayne, “Aku tak pernah berhenti berpikir tentangmu, tentang kita. Saat kudengar kau kembali, aku mulai berharap. Tapi kemudian aku tahu soal topengmu... Pria yang kucintai, pria yang menghilang, dia tak pernah kembali lagi. Tetapi mungkin masih ada di suatu tempat. Mungkin, suatu hari, saat Gotham tak membutuhkan Batman lagi, aku akan menemuinya.”

Kemudian muncul The Dark Knight, seri kedua dalam trilogi Batman garapan Nolan. Dalam The Dark Knight, Bruce Wayne telah tumbuh semakin matang, dan dia menghadapi musuh yang tidak hanya berbahaya, tetapi juga gila. Konflik psikologis dalam kisah itu makin rumit dengan munculnya Harvey Dent, yang juga jatuh cinta pada Rachel Dawes.

Harvey Dent mungkin sebaya dengan Bruce Wayne. Namun, fakta penting yang tak bisa diabaikan adalah latar belakang mereka. Bruce lahir dan tumbuh besar sebagai anak konglomerat. Sementara Harvey lahir dan tumbuh dari keluarga berkekurangan. Meski usia mereka sebaya, tapi Harvey Dent—akibat latar belakangnya—memiliki penampilan fisik yang tampak lebih dewasa. Oh, well, Nolan pasti telah memikirkan fakta itu dengan cermat.

Kita tahu, anak-anak orang miskin tumbuh besar dalam kehidupan yang jauh berbeda dibanding anak-anak orang kaya. Akibat kemiskinan, anak-anak itu seperti dipaksa dewasa sebelum waktunya. Hasilnya, tidak saja nalar mereka yang biasanya lebih cepat dewasa, tapi juga mempengaruhi penampilan fisik mereka. Kenyataan itu juga terjadi pada Harvey Dent. Karena itulah Aaron Eckhart (yang penampilan fisiknya lebih tua dari Christian Bale) dikasting menjadi Harvey Dent.

Karena Harvey Dent diperankan Aaron Eckhart, muncul masalah baru. Dalam kisah The Dark Knight, Harvey Dent jatuh cinta pada Rachel Dawes. Jika Rachel Dawes masih tetap diperankan Katie Holmes, sosoknya kurang mencerminkan wujud mbakyu, khususnya bagi Harvey. Padahal Harvey Dent—sebagaimana Bruce Wayne—adalah bocah, dan bocah hanya merindukan mbakyu.

Jadi, langkah cerdik kemudian dilakukan—Katie Holmes diganti Maggie Gyllenhaal. Sosok Maggie Gyllenhaal (yang lebih dewasa dibanding Katie Holmes) jauh lebih tepat untuk mewujudkan sosok mbakyu—tidak saja bagi Bruce Wayne a.k.a Batman, tetapi juga bagi Harvey Dent. (Sekadar catatan, Maggie Gyllenhaal lebih tua dua tahun dari Katie Holmes).

Seperti yang pernah saya tulis di sini, Bruce Wayne maupun Harvey Dent adalah bocah-bocah yang bersembunyi di balik sosok dewasa. Bruce adalah bocah kesepian akibat ditinggal mati orangtuanya, sementara Harvey adalah bocah nelangsa akibat latar belakang hidupnya. Kedua bocah itu merindukan mbakyu, dan Christopher Nolan tahu bagaimana mewujudkannya, yaitu melalui sosok Maggie Gyllenhaal.

Hasilnya, Maggie Gyllenhaal benar-benar mampu mewujudkan sosok mbakyu bagi bocah-bocah dalam kisah itu. Rachel Dawes adalah mbakyu yang dirindukan Bruce Wayne, juga Harvey Dent. Dan siapakah yang kemudian dipilih Rachel? Jawabannya telah kita tahu, yakni Havey Dent. Di antara Bruce Wayne dan Harvey Dent, Rachel lebih memilih Harvey. Kenapa? Lagi-lagi jawabannya karena dia mbakyu!

Jika Rachel Dawes bukan mbakyu, dia pasti akan memilih Bruce Wayne. Itu logika yang sangat mudah dipahami. Dibanding Harvey, Bruce jelas lebih unggul, selain mereka telah saling kenal dan bersama sejak masa kanak-kanak. Tapi tidak, Rachel lebih memilih Harvey, yang bahkan bisa dibilang masa depannya belum jelas. Dan pilihan itu bahkan tidak berubah saat mereka ada di titik nadir paling menentukan, antara hidup dan mati.

Salah satu adegan dalam kisah The Dark Knight memperlihatkan Rachel Dawes dan Harvey Dent diculik anak buah Joker, kemudian mereka diikat di ruangan yang sama, bersama bom waktu yang siap meledak, sementara drum-drum bahan bakar mengelilingi tempat mereka. Begitu bom yang ada di sana meledak, akibatnya sangat jelas—kematian.

Seiring waktu ledakan terus berdetak menuju angka 00:00, Rachel Dawes bercakap-cakap dengan Harvey Dent. Untuk menyegarkan ingatan, berikut ini sebagian adegan dan dialog mereka.

Ketika Harvey Dent tersadar dari pingsannya dan berteriak-teriak, Rachel mendengar suaranya, kemudian menyahut dengan suara menenteramkan, “Harvey, oh syukurlah, kau baik-baik saja.”

Perhatikan—waktu itu Rachel juga dalam kondisi yang sama, dia terikat di tempat duduk, dan juga baru sadar dari pingsannya. Tetapi, ketika menyadari keadaan mereka, Rachel tidak histeris atau menyatakan ucapan-ucapan tolol, tetapi justru menenangkan Harvey dengan kalimat menenteramkan, “Harvey, oh syukurlah, kau baik-baik saja.” Itu jenis kalimat yang tidak akan keluar dari mulut cewek biasa—itu kalimat yang hanya muncul dari bibir seorang mbakyu!

Lalu Harvey menjawab, “Aku baik-baik saja. Aku ada di gudang, tersambung ke tong minyak.”

“Aku juga,” sahut Rachel. “Harvey, dengar. Waktu kita tidak banyak. Mereka bilang, hanya satu dari kita yang akan selamat. Mereka akan biarkan teman-teman kita memilih.”

“Tenanglah, semua akan beres. Polisi akan menyelamatkanmu.”

“Baik. Dengar, akan kubantu kau, beritahu keadaan di situ. Bisa temukan benda tajam?”


Sekali lagi, perhatikan. Kondisi Rachel maupun Harvey sama-sama terikat, dengan ancaman bom yang sama. Tetapi bukannya memikirkan diri sendiri, Rachel justru memikirkan Harvey. Dia tidak mengatakan, misalnya, “Harvey, kau bisa membantuku? Oh, tolong cepatlah! Lepaskan aku dari ikatan sialan ini!” Tidak—yang diucapkan Rachel jauh lebih baik dari itu. Yang ia katakan, “Dengar, akan kubantu kau, beritahu keadaan di situ. Bisa temukan benda tajam?”

Mungkin ucapan itu tidak membantu apa-apa, tapi setidaknya tidak membuat Harvey makin panik. Itulah mbakyu! Rachel Dawes adalah sosok seorang mbakyu. Dan Tuhan—bersama Christopher Nolan—mengetahui kenyataan itu.

Kemudian, dengan mata berkaca-kaca, Rachel menyatakan, “Harvey, siapa tahu ini saat-saat terakhir kita, aku ingin mengatakan sesuatu.”

“Jangan berpikir begitu, Rachel,” sahut Harvey. “Mereka akan menyelamatkanmu.”

“Memang, tapi aku tak mau diprioritaskan.” Lalu air mata Rachel mengalir. “Aku tak mau hidup tanpamu, dan aku punya jawaban untukmu. Jawabanku, ya.”


Lalu bom meledak.

Harvey Dent selamat—ia ditarik Batman yang baru tiba di sana. Tapi Rachel tewas dalam ledakan itu, bersama teriakan Harvey yang histeris, bersama ledakan lain yang membuat tempat itu makin berkobar, dengan asap membubung ke langit.

Kematian Rachel Dawes tidak hanya meninggalkan duka cita bagi Harvey Dent, tapi juga bagi Bruce Wayne. Tidak lama setelah kejadian itu, Bruce mengadu pada Alfred—pembantu setianya—bahwa Rachel telah memilih dirinya, dan dia berharap Harvey tidak mengetahui kenyataan itu, agar tidak semakin terluka.

Alfred hanya mengangguk—tapi dia tahu sesuatu yang tidak diketahui Bruce Wayne. Bahwa Rachel, sebenarnya, telah memilih Harvey Dent. Kenyataan itu diketahui Alfred saat ia membaca surat yang ditinggalkan Rachel untuk Bruce. Setelah mendengar kabar Rachel tewas, Alfred membuka surat itu, dan membaca isinya. Ia selipkan surat itu ke dalam sajian sarapan untuk Bruce yang disiapkannya.

Tetapi, setelah mendengar Bruce mengadu dan yakin bahwa Rachel memilih dirinya, Alfred pun tahu apa yang harus dilakukan. Ia ambil kembali surat itu, dan membakarnya diam-diam. Ia berharap Bruce selamanya tidak tahu bahwa Rachel telah memilih Harvey. Alfred tentu tidak ingin Bruce makin terluka akibat kenyataan itu. Kelak, dalam The Dark Knight Rises, masalah surat yang dibakar—dan kejujuran yang disembunyikan—itu menjadi konflik antara Bruce dan Alfred, hingga kemudian Alfred meninggalkan rumah Bruce Wayne.

....
....

Rachel Dawes adalah mbakyu—sosok menenteramkan yang dirindukan bocah-bocah seperti Bruce Wayne dan Harvey Dent. Ketika Rachel meninggal, bocah-bocah itu pun terlempar ke dalam nasibnya masing-masing. Harvey Dent kemudian tewas dalam pembalasan dendam yang dilakukannya, sementara Bruce Wayne menjalani hidup dalam kekosongan, kehampaan, kerinduan... sampai menemukan jalan untuk mati dalam The Dark Knight Rises.

Rachel Dawes adalah mbakyu—dan bocah-bocah terluka, kesepian, di bawah langit mana pun, tak pernah berhenti merindukan sosok semacam itu.

 
;