Seorang bocah menemui filsuf bijaksana, dan berkata, “Tuan Filsuf. Saya ingin memindahkan gunung. Menurut Tuan, apakah saya akan berhasil?”
“Bukan aku yang menentukan, Nak,” sahut sang filsuf acuh tak acuh.
“Lalu siapa yang menentukan, Tuan?”
“Tentu saja yang punya niat—yang punya keinginan.”
“Saya?” si bocah menatap filsuf di hadapannya. “Jadi, saya yang akan menentukan apakah akan berhasil atau tidak?”
“Tentu saja!” Dengan suara lirih namun jelas, sang filsuf menambahkan, “dan tergantung seberapa besar niatmu.”