Minggu, 10 Desember 2017

Prostitusi Artis, Antara Fakta dan Hoax

Dulu kita pernah dihebohkan kasus "prostitusi artis" yang konon tarifnya ratusan juta. Ada yang tahu bagaimana lanjutan kasusnya?

Kasus "prostitusi artis" beberapa waktu lalu adalah kasus yang sangat aneh. Kasus itu sangat heboh tiba-tiba, lalu surut, hilang begitu saja.

Terkait kasus "prostitusi artis", aku mengikuti berita itu dari awal sampai akhir, membaca ratusan artikel terkait, tapi tetap gagal paham.

Nama-nama artis yang dituduh terlibat "prostitusi", semuanya menyangkal, khususnya menyangkal tarif mereka yang konon sampai ratusan juta.

Dulu, aku percaya si anu dan si itu (mungkin) memang terlibat "prostitusi". Tapi aku sulit percaya kalau tarifnya sampai ratusan juta.

Kenyataannya, artis-artis yang dituduh bertarif ratusan juta (dalam kasus "prostitusi artis") itu tidak kaya-kaya amat (untuk ukuran artis).

Salah satu dari mereka (yang dituduh bertarif ratusan juta), bilang secara jujur, "Kalau tarif gue semahal itu, sekarang gue udah kaya!"

Mereka yang "tertangkap basah" dalam kasus "prostitusi artis" mungkin tidak menyangkal mereka terlibat. Tapi mereka menyangkal tarifnya.

Jika mempelajari ratusan artikel terkait kasus "prostitusi artis", kita akan menemukan satu hal. Tarif ratusan juta itu cuma klaim sepihak.

Kenyataan dan ketidaksinkronan soal tarif itu sebenarnya sangat aneh. Lebih aneh lagi, akhir kasus itu tidak pernah jelas sampai sekarang.

Sampai saat ini, aku tetap TIDAK PERCAYA ada artis terlibat prostitusi, dengan tarif ratusan juta. Itu terlalu sulit diterima akal sehat.

Dulu, Nikita Mirzani dituduh terlibat prostitusi dengan tarif ratusan juta. Faktanya, dia mau beli susu buat anak saja sampai kesusahan!

Jadi, siapa sebenarnya yang mengatakan tarif ratusan juta terkait prostitusi artis (kalau memang benar ada)? Kalian tahu siapa yang kumaksud.

Kita mendapatkan berita dari media. Media mendapatkan berita dari sumber. Masalah mulai terjadi, ketika hanya ada satu sumber.

Terkait "prostitusi artis", media-media hanya mengutip satu sumber. Tapi mereka tidak mengonfirmasikannya dengan artis-artis yang dituduh.

Akibatnya, "si sumber" bebas mengklaim apa saja (ratusan juta), dan media menelannya mentah-mentah, lalu kita semua dipaksa untuk percaya.

Kenyataan semacam itu, sebenarnya, telah jadi "penyakit kronis" media. Untuk setiap kasus kejahatan yang diberitakan, hanya ada satu sumber.

Jadi, apakah kasus "prostitusi artis" tempo hari benar ada? Mungkin ya. Tapi soal tarif ratusan juta, entahlah. Aku tetap TIDAK PERCAYA.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 24 Agustus 2017.
 
 
;