Baru-baru ini, He Jiankui, ilmuwan Cina, menghebohkan dunia setelah melakukan rekayasa DNA pada sepasang bayi kembar, demi menghindarkan bayi tersebut dari kemungkinan tertular HIV/AIDS. Tujuan He Jiankui tentu mulia—dan ia tentu juga berpikir begitu—hingga mempublikasikannya.
Reaksi dunia sudah bisa ditebak. Sebagian besar orang—dengan alasan etika—menentang tindakan He Jiankui, bahkan belakangan pemerintah Cina sampai mengeluarkan pernyataan resmi yang menentang hal tersebut, serta menghentikan semua kegiatan riset He Jiankui.
Jika klaim He Jiankui benar—dan tampaknya memang benar—dia menjadi ilmuwan yang berhasil melakukan tindakan drastis terkait penyuntingan DNA, dan mempublikasikannya. Tapi dia jelas bukan yang pertama melakukannya.
Ada dua “kesalahan” yang dilakukan He Jiankui, terkait tindakannya. Pertama, dia melakukannya pada janin. Kedua, dia mempublikasikannya (mungkin karena berpikir tindakannya benar dan bisa dipertanggungjawabkan). Tapi dia pasti bisa memprediksi tanggapan dunia.
Dunia sulit menerima hal-hal semacam itu, karena memang begitulah cara evolusi bekerja—perlahan-lahan, setahap demi setahap, bukan melalui lompatan. Yang dilakukan He Jiankui adalah lompatan evolusi, dan Homo sapiens yang “terkaget-kaget” tidak bisa menerimanya.
Tetapi, seperti yang disebut tadi, He Jiankui tentu bukan ilmuwan pertama yang melakukan penyuntingan DNA (di luar tujuan penyembuhan). Menggunakan nalar sederhana; kalau dia bisa melakukan yang sekarang dia lakukan, kenapa kita tidak berpikir orang lain juga telah melakukannya?
Kalau kita menyunting DNA janin, dan mempublikasikannya, dunia pasti akan geger—itu jelas, dan He Jiankui pasti paham soal itu. Tapi bagaimana kalau kita menyunting DNA orang dewasa, dengan tujuan sama, dan diam-diam tanpa publisitas?
Sejak lama, sebagian ilmuwan—yang mungkin agak sinting, atau revolusioner—telah memikirkan hal itu. Mereka ingin menyunting DNA orang dewasa, sehingga tindakan itu bisa dipertanggungjawabkan kedua pihak. Dan agar dunia tidak ribut, mereka melakukannya diam-diam, tanpa publisitas.
DNA manusia adalah hal paling menarik dan paling menggoda pikiran di alam semesta. Kalau kita bisa menyunting DNA secara tepat, kita bisa mewujudkan—bukan melahirkan—manusia yang jauh lebih unggul dibanding umumnya manusia lain. Ini pikiran yang telah ada sejak lama.
So, seperti yang disebut tadi, He Jiankui pasti bukan yang pertama melakukan, meski dia yang pertama mempublikasikan. Siapa yang tahu kalau ternyata diam-diam hal semacam itu telah lama dilakukan? Karena bahkan Stephen Hawking pun telah lama mengkhawatirkan kemungkinan ini.
Lanjut di lain waktu, kalau pas iseng.
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 3 Desember 2018.