Entah orang-orang memperhatikan atau tidak.
Dulu, pemanasan global menjadi isu besar di dunia, termasuk di Indonesia. Isu itu belum (bahkan tidak) selesai, tapi lalu surut. Setelah itu, muncul isu plastik. Kita kembali ribut, hingga kini. Coba tebak, apa isu setelah plastik?
Kalian yang dulu aktif di organisasi ekstra kampus, pasti sedikit-banyak paham bagaimana cara "bermain isu", serta bagaimana cara permainannya. Sekarang bayangkan saja, kalian punya organisasi serupa, tapi tingkat internasional, dan melakukan permainan yang sama. Bisa memahami?
Sekarang aku ingin ngoceh.
Rayap mungkin kecil, bahkan nyaris tak terlihat. Tetapi—berdasarkan penelitian yang telah disepakati para ilmuwan—jika seluruh rayap di bumi dikumpulkan jadi satu, bobot mereka jauh lebih berat dibanding bobot seluruh manusia dikumpulkan jadi satu.
Fakta itu sering terlewat orang awam—dan juga sebagian ilmuwan—saat menarik kesimpulan mengenai berbagai fenomena yang terjadi di bumi. Rayap, disadari atau tidak, ikut berkontribusi terhadap terjadinya pemanasan global. Ingat, jumlah mereka luar biasa besar.
Itu baru rayap, kita belum membicarakan hewan-hewan lain yang juga sangat banyak, atau lebih besar. Dari kecoak sampai sapi, dari ayam sampai tengu di selangkanganmu. Sudah jadi rahasia umum, kentut sapi adalah salah satu penyebab pemanasan global.
Karenanya, menyebut manusia sebagai satu-satunya penyebab pemanasan global, itu keliru—kalau tak mau disebut pembodohan. Manusia memang berkontribusi terhadap pemanasan global, tapi bukan satu-satunya penyebab. Melawan fakta ini hanya akan menjadikanmu konyol.
Kenyataan itulah yang menimbulkan kecurigaan sebagian pihak, bahwa isu pemanasan global hanyalah topeng yang digunakan untuk menggelontorkan bisnis berskala global. Kalian tahu yang kumaksud. Kalau belum tahu, silakan belajar lebih banyak, agar tahu.
Ini bukan berarti bahwa manusia bisa terus merusak alam dengan dalih “bukan satu-satunya perusak”. Konteks ocehan ini hanya untuk menunjukkan sesuatu yang mungkin belum dilihat banyak orang, terkait isu pemanasan global. Begitu pula dengan “isu-isu global” yang lebih baru.
Seperti isu plastik, akhir-akhir ini—kenapa kalian tidak heran? Memang benar, plastik mencemari bumi, mengotori lautan hingga serupa sampah, dan menghasilkan materi berbahaya bernama mikroplastik. Dan apa yang kita lakukan? Meributkan kantong plastik dan sedotan! What the hell?
Kita meributkan kantong plastik yang setipis kulit ari, sementara benda-benda raksasa terus dibuat menggunakan plastik. Kita meributkan sedotan plastik yang secuil, sementara gelas dan piring dan termos dan botol dan—persetan, sebut apa pun—terus dibuat menggunakan plastik!
Dan kita tidak heran dengan pelarangan kantong plastik, sementara ember plastik terus diproduksi? Kita tidak heran sedotan plastik dilarang, tapi minum dari gelas plastik? Apa yang kita ributkan, sebenarnya? Esensi perusak bumi, ataukah kebodohan kita sendiri?
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 8 Januari 2019.