Minggu, 01 Maret 2020

Sumber Kebahagiaan Manusia

Habis mandi, nyeruput cokelat hangat, udud, lalu ingat Aristoteles.

“Sumber kebahagiaan manusia,” kata Aristoteles, “bukan rebahan sambil malas-malasan sepanjang hari, tapi bekerja untuk sebuah tujuan yang ditetapkan.”

Aristoteles menyatakan kalimat itu, 2.300 tahun sebelum anak-anak kekinian menganggap rebahan sebagai aktivitas hebat.

Terkait “menikmati hidup”, teladanku adalah Winston Churchill. Dia pribadi komplit yang tidak hanya menjadi Perdana Menteri Inggris paling berpengaruh sepanjang sejarah, tapi juga menghasilkan banyak karya. Dan gaya hidup Churchill benar-benar “ancur”—jauh dari “sehat”.

Hampir sepanjang hidupnya, Winston Churchill hanya tidur 3-5 jam setiap hari, akibat kesibukannya yang luar biasa. Sepanjang hari, dia terus bekerja, sambil menghabiskan puluhan batang rokok, sementara malam harinya menghabiskan berbotol-botol bir.

Selain perokok berat dan doyan ngebir, Churchill juga makan apa pun tanpa pantangan, tanpa aturan diet dan tetek bengek yang bikin pusing, serta tidak pernah berolah raga! Tapi orang ini berumur panjang, dan—hampir sepanjang hidupnya—tidak pernah sakit!

Ketika orang-orang bertanya kepadanya, apa resep sehatnya hingga dapat hidup asoy sampai usia sangat tua, Churchill menjawab, “Nikmati hidupmu, cintai pekerjaanmu!”

Pekerjaan tidak akan membunuhmu—tapi stres, ya! Karena stres membuatmu—fisik maupun psikis—cepat tua.

Stres membunuh manusia, jauh lebih banyak dibanding yang dilakukan Perang Dunia, jauh lebih brutal dibanding yang dilakukan banyak wabah yang pernah menyerang umat manusia. Stres tidak membunuhmu dari luar, tapi dari dalam... menggerogotimu perlahan hingga habis.

Karenanya, aku setuju dengan Churchill, bahwa cara paling ampuh untuk menekan stres adalah dengan menikmati hidup. Dan cara paling ampuh menikmati hidup agar minim stres adalah mencintai pekerjaan! Kalau kau membenci pekerjaan, hidupmu pasti penuh stres!

Sampai di sini, selalu ada kemungkinan orang-orang yang akan ngemeng, “Tapi Churchill bukan pusat alam semesta, dan setiap orang belum tentu sama dengannya, dan bla-bla-bla.”

Oh, well, “bukan pusat alam semesta” adalah mainan baru anak Twitter.

Tentu saja Churchill bukan pusat alam semesta, hingga dia tidak bisa memaksakan cara hidupnya pada siapa pun, dan nyatanya dia memang tidak memaksa siapa pun untuk menirunya.

Tetapi... kita juga bukan pusat alam semesta! Kenapa kita yang jadi ukuran?

PS:

Kalau-kalau ada yang penasaran dan ingin bertanya, “Apakah selain udud puluhan batang setiap hari, kamu juga doyan ngebir?” Jawabannya tidak. Sebenarnya, aku tidak mengonsumsi alkohol. So, kalau kapan-kapan kita ketemuan, mending ajak aku ngeteh daripada ngebir.

“Kenapa tidak doyan ngebir?”

Ya suka-suka, laaah! Wong teman-temanku yang doyan mabuk juga tidak pernah kutanya kenapa mereka doyan mabuk, kok. Ini negara demokrasi—kamu mau ngebir, ngeteh, ngopi, atau nge-nge yang lain, bebas! Asal RKUHP tidak jadi disahkan!


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 20 September 2019.

 
;