Ribut-ribut soal WNI eks ISIS tempo hari, mengingatkanku pada Voltaire, tokoh paling berpengaruh di Era Pencerahan Prancis—bahkan bisa dibilang dialah yang menggerakkan zaman itu. Hidup Voltaire adalah pertarungan dengan dogma, perang abadi melawan doktrinasi.
Kehidupan Voltaire ditandai dua masa, yaitu Abad Kegelapan dan Abad Pencerahan. Abad Kegelapan adalah masa ketika doktrin dan dogma menguasai dan mencengkeram kehidupan manusia, sementara Abad Pencerahan adalah dimulainya era filsafat empirisme.
Filsafat empirisme menekankan pengetahuan pada realitas, dan merupakan antitesis doktrin-doktrin dari Abad Kegelapan. Ketika mulai meruntuhkan doktrin-doktrin itu, Voltaire bahkan sampai dipenjara dan diusir dari negaranya, akibat banyak orang merasa terusik dan ketakutan.
Bagi Voltaire, sumber segala kejahatan dan bencana kemanusiaan di dunia adalah agama yang terorganisir. Karenanya, Voltaire menganggap agama sebagai sesuatu yang menakutkan, bahkan menjadi antitesis kemanusiaan. Gara-gara itu, Voltaire diusir dari Prancis.
Dari Prancis, dia pindah ke Inggris, dan mengenal bocah-bocah di sana—sekaligus menyerap pemikiran dan kehidupan mereka—yang belakangan membentuknya menjadi pembelajar dengan pikiran paling frontal, sekaligus penulis paling produktif sepanjang zaman.
Berbeda dengan kebanyakan filsuf lain, Voltaire tidak mendirikan filsafat apa pun yang berbeda dengan filsuf lainnya. Tapi dia dianggap tokoh paling terkemuka di Abad Pencerahan, yang pengaruhnya lebih besar dibanding jika semua filsuf zaman itu digabung jadi satu!
Bagaimana Voltaire bisa menempati posisi semacam itu? Karena dia menulis jauh lebih banyak dari siapa pun—di zaman dulu, maupun di zaman sekarang. Sepanjang hidupnya, dia menulis 2.000-an buku dan puluhan ribu catatan. Itu pencapaian yang sulit ditandingi siapa pun.
Dalam ribuan tulisannya, Voltaire membicarakan hampir semua hal yang dipikirkan manusia di zamannya, dan—berbeda dengan kebanyakan filsuf lain yang menulis dan berbicara secara kalem dan akademis—Voltaire menulis dan ngoceh dengan bahasa lugas, tajam, bahkan frontal.
Baca lebih lanjut tentang Voltaire di sini: Siapakah Voltaire?