Sabtu, 16 Oktober 2010

Mencemburui Perempuan (2)

Posting ini lanjutan post sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah post sebelumnya terlebih dulu.

***

Dari soal celana dalam saja, kita dapat menyaksikan betapa dunia ini tidak adil. Dunia ini sepertinya lebih memanjakan kaum perempuan, dan di saat yang sama, melakukan diskriminasi terhadap kaum lelaki. Padahal ini baru dilihat dari sudut pandang celana dalam. Belum lagi yang lainnya.

Soal perawatan tubuh, misalnya. Haduh, kalau sudah bicara soal alat atau perlengkapan perawatan tubuh, cowok benar-benar kaum yang tertindas. Cobalah lihat perlengkapan rias di kamar cewek. Biasanya, di depan cermin, di atas meja, akan terhampar berpuluh-puluh aneka macam alat dan perlengkapan kecantikan serta perawatan tubuh.

Untuk bibir saja, misalnya, cewek menggunakan lipstik, lipgloss, lipbalm, dan lip-lip lain, yang tidak saya hafal semua namanya. Belum lagi yang lainnya—dari bedak dan talk, sampai sabun lulur. Bahkan sisir rambut saja, cewek mengoleksi aneka macam sisir—untuk keperluan rambut basah, rambut kering, rambut setengah basah, dan rambut setengah kering. Hebat!

Ini jelas berbeda seratus delapan puluh derajat dengan kaum cowok, kan? “Alat-alat kegantengan” cowok jumlahnya sangat terbatas—paling cuma minyak rambut. Itu pun kalau memang pakai minyak rambut. Kemudian sisir. Itu pun kadang pinjam sisir punya nyokap. Lalu parfum. Sudah, hanya itu. Kalau mau ditambah, ya paling-paling after shave dan peralatan cukur wajah.

Kalau kita masuk ke salon, layanan yang diberikan untuk cewek jumlahnya sepuluh kali lipat lebih banyak dibanding layanan yang diberikan untuk cowok. Yang paling membuat saya cemburu, salon-salon sekarang menyediakan layanan V-Spa untuk kaum cewek. Ini jenis spa yang paling asoi.

You know, “V” dalam layanan spa itu adalah inisial untuk… yeah, tanyakan saja pada cewekmu. Tapi sampai detik ini belum ada satu salon pun yang menyediakan layanan P-Spa. Waktu saya mencoba menanyakan pada mbak-mbak di salon, mereka malah melotot. Benar-benar tidak adil!
Kalau cowok mencoba menggunakan lipgloss untuk mengatasi bibir pecah-pecah, misalnya, dunia sudah langsung menudingkan jarinya dan berteriak, “Genit!”

Tetapi, dunia adem-ayem saja ketika menyaksikan cewek memperindah dirinya dengan segala macam cara dan upaya. Sepertinya, dunia ini tidak rela kalau melihat cowok tampak lebih cakep atau lebih tampan. Dan di saat yang sama, dunia ini semakin memberikan aneka macam jalan agar para cewek semakin cakep dan cantik. Sekali lagi, benar-benar tidak adil!

Kalau ada cewek didekati banyak cowok, dunia akan tersenyum sambil memuji, “Yeah, namanya juga cewek hebat!” Tetapi, jika ada cowok yang didekati banyak cewek, dunia akan cemberut sambil menyumpah, “Dasar playboy!” Esensinya sama, tetapi dunia menatapnya dengan cara yang berbeda. Sungguh tidak adil!

Oke, sekarang kita masuk pada contoh yang lebih penting lagi, yakni soal ilmu pengetahuan—khususnya ilmu pengetahuan dalam hal memahami lawan jenis.

Masuklah ke toko buku mana pun, dan datangilah rak psikologi. Di sana, kita akan mendapati sederet judul yang merupakan varian dari “Cara Memahami Laki-laki”. Kalau kau cewek dan ingin mendapatkan bacaan atau referensi untuk menambah pengetahuanmu dalam hal lawan jenis, kau tidak akan kekurangan bahan bacaan. Di toko buku selalu tersedia beratus-ratus judul yang secara khusus ditujukan untuk segmen pembaca wanita—dalam hal pengayaan pengetahuan atas lawan jenisnya.

Tetapi, di saat yang sama, sangat sedikiiiiiit sekali buku yang secara khusus ditujukan untuk kaum cowok dalam tujuan yang sama. Tak peduli buku asli Indonesia ataupun terjemahan, buku yang membahas soal cewek (yang secara khusus ditujukan untuk kaum cowok) sangat jarang sekali, dan sangat sedikit sekali jumlahnya.

Lanjut ke sini.

 
;