***
Kalau ingin contoh yang lebih jelas lagi, lihatlah majalah-majalah yang secara khusus ditujukan untuk satu jenis kelamin. Majalah-majalah wanita selalu penuh dengan artikel bagus yang secara komprehensif membongkar segala sisi kaum cowok, sehingga kebanyakan majalah wanita benar-benar mencerdaskan pembacanya (kaum wanita).
Majalah Cosmopolitan, misalnya. Meski isi halamannya dijejali dengan banyak tawaran belanja barang mewah, tetapi majalah ini benar-benar membuat para cewek pembacanya makin paham dengan lawan jenisnya, karena isinya bisa dibilang lengkap dalam membongkar “apa saja” tentang cowok. Kalau kau cowok dan punya pacar yang biasa membaca Cosmopolitan, hati-hati saja. Bisa jadi cewekmu lebih tahu tentang dirimu, daripada dirimu sendiri.
Nah, sekarang mari kita lihat majalah khusus cowok. Mencari majalah khusus untuk cowok memang tidak sulit. Tetapi isinya benar-benar jauh beda dengan isi majalah cewek. Maksud saya, jika majalah cewek penuh dengan pengetahuan penting tentang lawan jenisnya, kebanyakan majalah cowok malah penuh dengan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan lawan jenisnya.
Stereotipe isi majalah cowok biasanya seperti ini: Berita-berita populer terkini, sedikit ulasan mode, otomotif, musik dan film, kemudian sisa halamannya dijejali dengan foto-foto cewek yang berpose seksi. Sudah. Kalau pun di dalamnya ada artikel yang secara khusus mengupas soal lawan jenis, selalu saja isinya “gitu-gitu aja”—tidak ada yang baru.
Jadi, sekarang kita dapat melihat, bahwa dunia ini sepertinya telah berkonspirasi untuk membuat kaum cewek semakin cerdas, dan di saat yang sama, juga membuat kaum cowok semakin idiot. Ini jelas “peperangan” yang tidak seimbang. Jika keadaan semacam ini terus dibiarkan dan kaum cowok tidak juga sadar, maka ketidakadilan gender akan terjadi dalam bentuk yang belum pernah kita bayangkan.
Seiring laju perkembangan zaman, hampir dapat dipastikan perlengkapan kecantikan dan perawatan kaum wanita akan semakin banyak jumlahnya, akan semakin canggih bentuknya, dan dari tahun ke tahun kaum perempuan akan semakin cantik, makin indah, dan makin menawan. Seiring dengan itu, bacaan-bacaan dan referensi yang mencerdaskan kaum perempuan dalam hal pemahaman atas lawan jenisnya akan semakin lengkap, semakin banyak, dan semakin beragam. Artinya, di samping semakin cantik, perempuan juga akan semakin pintar.
Bersamaan dengan itu, tak peduli zaman semaju apa pun, alat-alat kegantengan dan perawatan tubuh untuk laki-laki tak pernah berubah. Jenis pakaian dan model penampilan laki-laki tak banyak berubah. Bahan-bahan bacaan untuk kaum lelaki pun tak pernah berubah, sehingga bisa dikatakan kaum lelaki hanya jalan di tempat. Tidak ada yang berubah—tak peduli dunia sudah berubah, zaman sudah berubah, dan peradaban sudah berubah.
Nah, saya membayangkan, seratus atau dua ratus tahun ke depan, ketika keadaan yang saya gambarkan di atas telah terjadi, dan kaum laki-laki tidak juga menyadari kebodohannya sendiri, maka wajah dunia kira-kira akan seperti ini: Kaum perempuan akan semakin indah, menawan, dan makin pintar—sementara kaum lelaki akan tampak seperti gelandangan.
Sebuah dunia yang tidak adil. Dan itulah kenapa, sejak tadi saya katakan, saya mencemburui perempuan. Kalau kau berpikir catatan ini terlalu berlebihan, pikirkanlah fakta tak terbantahkan ini: Di dalam setiap kebodohan yang tidak disadari, selalu lahir ketidakadilan dan diskriminasi. Tak peduli perempuan, tak peduli laki-laki.