Kamis, 06 Desember 2012

Bokep dan Rahasia Alam Semesta (3)

Posting ini lanjutan post sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah post sebelumnya terlebih dulu.

***

Pertanyaannya, sekali lagi, mengapa alam semesta meletakkan sebuah granat aktif di tangan seorang bayi? Mengapa remaja yang masih sangat labil justru dikaruniai kemampuan hebat dalam nafsu dan ereksi?

Remember, seks adalah godaan terbesar manusia. Ketika seseorang sedang bernafsu—tak peduli sebesar apa pun—dia tidak akan mampu melakukannya jika organ tubuhnya (lebih khusus lagi; organ seksnya) tidak mendukung. Contoh paling mudah, orang yang menderita impotensi atau disfungsi ereksi. Dalam kasus semacam itu—yang biasanya dialami orang dewasa atau orang tua—seseorang tidak bisa melakukan aktivitas seks karena organ seksnya tidak berfungsi.

Kenyataan itu berbeda dengan yang terjadi pada remaja. Pada remaja, mereka memiliki nafsu seks yang menyala-nyala, sekaligus kemampuan melakukannya, karena organ seks mereka juga mudah membara. Artinya, godaan seks jauh lebih besar dialami remaja dibanding pada orang dewasa atau orang tua. Yang merisaukan, dalam hal ini, kaum remaja masih sangat labil. Ketika nafsu seksnya menyala dan organ seks mereka membara, kira-kira apa atau bagaimana yang mereka lakukan?

Jawabannya pun segera tergambar jelas di depan mata kita—dari aktivitas pacaran, nonton bokep, sampai memposting foto-foto telanjang. Dan dari situ, kita kembali berhadapan dengan pertanyaan penting, “Mengapa alam semesta melakukan kekeliruan semacam itu?”

Seperti yang telah disinggung di atas, makalah-makalah kedokteran dengan jelas menyebutkan bahwa tingkat ereksi seorang pria mencapai tingkat tertinggi ketika masih remaja, dan akan menurun seiring bertambahnya usia. Bukankah, jika dipikirkan secara mendalam, kenyataan itu sebenarnya terbalik sekaligus berbahaya?

Kemampuan ereksi yang hebat mungkin tidak jadi masalah jika dimiliki orang dewasa yang telah menikah atau memiliki pasangan, karena nafsu seks bisa disalurkan pada pasangannya. Tapi kenapa justru nafsu seks yang amat besar semacam itu dimiliki kaum remaja, yang tentunya belum cukup umur dan belum memiliki pasangan? Tidakkah alam semesta memikirkan kenyataan itu…?

Di antara banyak hal lain yang saya pikirkan, kenyataan itu menjadi salah satu hal yang pernah saya pikirkan hingga bertahun-tahun. Selama bertahun-tahun, saya mencari jawaban yang sekiranya masuk akal, mengapa alam semesta sampai melakukan kekeliruan yang amat berbahaya dalam kehidupan umat manusia. Mengapa nafsu dan kemampuan seks yang besar justru dianugerahkan kepada para remaja?

Jika kita menggunakan perspektif biologi, kita akan diberitahu bahwa kemampuan fisik manusia memang akan mencapai tingkatnya yang tertinggi ketika ia masih muda. Begitu pula dalam kemampuan ereksi dan nafsu seks. Itu tak ubahnya seperti motor atau mobil. Ketika kita membeli kendaraan baru, kendaraan itu butuh waktu untuk mencapai tingkat terbaiknya. Beberapa bulan setelah dikendarai, kendaraan baru itu pun akan semakin lancar dan semakin nyaman digunakan. Tetapi, setelah bertahun-tahun dipakai, kendaraan yang semula hebat itu akan mulai aus. Begitu pula tubuh manusia.

Jika kita menggunakan perspektif medis, penjelasannya juga tak jauh beda. Tubuh manusia tidak selamanya fit. Di waktu-waktu tertentu, kita akan mengalami lelah dan jatuh sakit, dan kita pun membutuhkan obat, yang biasanya berbentuk zat kimia. Usia yang semakin menua—ditambah menumpuknya zat kimia di tubuh kita—mau tak mau akan mempengaruhi tingkat kemampuan dan kekuatan yang kita miliki. Ketika usia semakin bertambah, kemampuan dan kekuatan kita akan menurun.

Dua penjelasan itu tentu saja logis dan masuk akal. Tapi tetap belum mampu menjawab pertanyaan di atas. Sekali lagi, nafsu seks yang amat besar pada remaja sama berbahayanya dengan granat aktif di tangan seorang bayi. Tetapi kenapa justru kenyataan semacam itu yang terjadi?

Lanjut ke sini.

 
;