Rabu, 10 Juni 2015

Noffret’s Note: Media

Apa pentingnya berita seperti ini bagi nusa dan bangsa dan kemaslahatan umat manusia? RT @kompascom Rumah Calon Menantu Jokowi Dicat Ulang
—Twitter, 8 April 2015

Indonesia adalah tempat media berkuasa mengendalikan kebodohan massa. Setengah tahun yang lalu telah menjadi buktinya.
—Twitter, 8 April 2015

Rata-rata, yang dikagumi massa adalah siapa saja yang diekspos media. Rata-rata, yang diekspos media adalah... ah, sudahlah.
—Twitter, 8 April 2015

“Ini Komentar Si A Tentang Kasus Z”, judul media massa. Padahal, Si A tidak bersangkut paut dengan Kasus Z. Bodohnya, massa tidak berpikir.
—Twitter, 8 April 2015

Hanya di Indonesia, seorang pejabat pemerintah bisa mengomentari apa saja, dari urusan harga talenan, sampai testis monyet dan jidat unta.
—Twitter, 8 April 2015 

Ada bajingan tampak pahlawan, dan ada pahlawan tampak bajingan. Kebanyakan orang, ironisnya, memilih yang pertama.
—Twitter, 8 April 2015

Sepuluh orang benar di antara sejuta orang keliru tak pernah mampu mengubah yang keliru. Apalagi jika mayoritas yang keliru merasa benar.
—Twitter, 8 April 2015

Suatu hari, kebodohan dan mayoritas menjadi pemenang. Bukan karena apa pun, tetapi semata-mata karena kebodohan dan mayoritas.
—Twitter, 8 April 2015

Aku telah sampai pada titik trauma, dan tak bisa lagi percaya pada apa pun atau kepada siapa pun yang diekspos media. Semuanya cuma drama.
—Twitter, 8 April 2015


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.

 
;