Rabu, 07 Agustus 2013

Noffret’s Note: Subjektivitas

Sikap dan ucapan sama, bisa jauh beda artinya
jika dilihat dari benci atau ditatap dengan cinta.
Subjektivitas memang sifat manusia.
—Twitter, 13 Juli 2012

Benci dan cinta itu kacamata. Cara kita melihat
segalanya. Bahkan cara menilai, menafsir,
serta menggunakan prasangka.
—Twitter, 13 Juli 2012

Kita memang makhluk subjektif. Meski kehidupan
memiliki banyak sisi, namun kita cenderung
hanya menilai dari satu sisi.
—Twitter, 13 Juli 2012

Keadilan adalah kenyataan yang kita harapkan.
Jika tak sesuai harapan, kita menyebutnya ketidakadilan.
—Twitter, 13 Juli 2012

Objektif adalah penilaian yang menyenangkan hati kita.
Jika menjengkelkan, kita menyebutnya subjektif.
—Twitter, 13 Juli 2012

Lucu adalah perbuatan tolol yang dilakukan orang terkenal.
Jika hal sama dilakukan orang biasa, kita menyebutnya norak.
—Twitter, 13 Juli 2012

“Cinta adalah keindahan,” kata orang baru menikah.
“Cinta adalah kekeliruan,” kata orang baru bercerai.
—Twitter, 13 Juli 2012

Genius adalah pujian yang diberikan pada orang
yang kita puja. Jika hal sama dilakukan orang
yang dibenci, kita menyebutnya sinting.
—Twitter, 13 Juli 2012

Pengalaman adalah kekeliruan yang kita lakukan sendiri.
Jika dilakukan orang lain, kita menyebutnya kebodohan.
—Twitter, 13 Juli 2012

“Takdir memang adil,” kata orang bahagia.
Takdir memang kejam,” kata orang menderita.
—Twitter, 13 Juli 2012

Kecantikan adalah sosok yang membuat kita senang.
Jika membuat jengkel, kita menyebutnya keburukan.
—Twitter, 13 Juli 2012

Kejujuran adalah sesuatu yang enak didengar telinga kita.
Jika menyakitkan, kita menyebutnya fitnah.
—Twitter, 13 Juli 2012

Tragedi adalah penderitaan yang menimpa diri sendiri.
Ketika menimpa orang lain,
penderitaan kadang (di)jadi(kan) komedi.
—Twitter, 13 Juli 2012

Setiap orang menyukai sesuatu yang ia anggap baik
bagi dirinya. Subjektivitas milik kita semua.
—Twitter, 6 Juli 2012


*) Ditranskrip dari timeline @noffret

 
;