Kalau teman saya yang ini berpikir kita sebenarnya iguana, ada teman saya lainnya yang berpikir bahwa kita sebenarnya belimbing wuluh.
Saya bertanya, “Kenapa kamu berpikir kita sebenarnya belimbing wuluh?”
“Aku hanya khawatir,” jawabnya. “Aku hanya khawatir, jangan-jangan kita semua sebenarnya belimbing wuluh.”
“Uh, iya...” sahut saya bingung. “Maksudku, kenapa kamu khawatir kita sebenarnya belimbing wuluh? Kenapa tidak objek lain yang... well, yang mungkin terdengar lebih keren dibanding belimbing wuluh?
“Misalnya?” Dia menatap saya.
“Aku tidak tahu,” saya menjawab jujur. “Yeah, maksudku, kenapa kamu tidak membayangkan kita sebenarnya superhero atau semacamnya, tapi malah membayangkan kita belimbing wuluh?”
“Aku kan hanya khawatir,” ujarnya dengan tenang. “Aku hanya khawatir, jangan-jangan kita semua sebenarnya belimbing wuluh.”
....
....
Sejak itu, setiap kali bercermin, saya memastikan diri bahwa saya bukan belimbing wuluh. Tetapi, diam-diam, saya khawatir jangan-jangan kita semua memang belimbing wuluh.