Jika boleh memilih antara bayar pajak pada negara atau membagikannya pada tetangga, aku akan memilih yang kedua.
—Twitter, 29 Agustus 2016
Urusan pajak itu bikin jengkel akibat birokrasi yang terlalu rumit. Bahkan mau dibayar pun, prosesnya masih dibikin sulit.
—Twitter, 29 Agustus 2016
Sebelum punya NPWP, diminta bikin NPWP. Setelah punya NPWP, masih harus laporan rutin terkait NPWP. Dibayar pun masih dipersulit.
—Twitter, 29 Agustus 2016
Yang tidak bayar pajak diancam hukuman. Yang sudah bayar tapi tidak laporan, masih diancam hukuman. Yang bayar kok malah yang susah.
—Twitter, 29 Agustus 2016
Orang bijak, katanya, taat bayar pajak. Kenyataannya, tak peduli kau bijak atau tidak, tetap saja harus bayar pajak!
—Twitter, 29 Agustus 2016
Jumlah dan aneka pajak kian banyak, tapi utang negara juga makin banyak. Hidup kian mahal, rakyat makin susah. Itu ironis, dan anakronistis.
—Twitter, 29 Agustus 2016
Rakyat bayar pajak. Pajak dipakai menggaji pejabat. Pejabat petentang-petenteng kepada rakyat. Bahkan Socrates pun pusing mikir pajak.
—Twitter, 29 Agustus 2016
Hidup adalah soal pilihan. Tapi negara menghilangkan kemungkinan itu melalui pajak. Tak peduli apa pun pilihanmu, kau tetap bayar pajak.
—Twitter, 29 Agustus 2016
*) Ditranskrip dari timeline @noffret.