Salah satu kesenangan kecil saya dalam hidup adalah menikmati kopi dan udud, dengan mata yang masih kriyep-kriyep.
Jadi, saya bangun tidur, tanpa cuci muka atau apa pun, langsung ke dapur, dan bikin kopi. Setelah itu, duduk menyeruput kopi dengan muka yang masih berantakan, dengan mata yang masih kriyep-kriyep. Setelah menyeruput kopi dan merasakan kehangatan merasuki tubuh, saya menyulut udud, dan menikmatinya. Dengan mata yang masih kriyep-kriyep.
Ketika melakukan aktivitas itu, saya merasa sedang melawan tatanan dunia, memberontak kebekuan hidup manusia, dan menertawakan aturan-aturan tentang “bagaimana seharusnya menjalani hidup”.
Menyeruput kopi dan udud dengan mata kriyep-kriyep, setidaknya bagi saya, adalah upaya kecil menikmati kebebasan dan kemerdekaan—sesuatu yang ironisnya tidak dimiliki kebanyakan manusia.