Kabar gembira. Kalian mendapat hak istimewa karena diselamatkan
oleh Makhluk Titan Terkuat. Kalian mungkin mengira ini penderitaan.
Bukan. Ini keselamatan. Timbangan Alam Semesta menuju
keseimbangan karena pengorbanan kalian. Tersenyumlah... bahkan
dalam kematian, kalian menjadi Anak-anak Thanos.
—Ebony Maw
Aku tahu rasanya kalah. Mati-matian merasa sudah benar, tapi tetap gagal.
Secepat kilat, semua milikmu sirna. Kutanya, apa gunanya?
Ditakuti, dihindari, Takdir tetap tak berubah. Dan sekarang sudah tiba.
Atau, haruskah kukatakan, aku sudah datang?
—Thanos
Dari awal mula Alam Semesta, tidak ada apa-apa. Kemudian, bum!
Big Bang menimbulkan enam unsur kristal, melintasi Alam Semesta hampa.
Tiap Infinity Stone, masing-masing, mengendalikan sifat dasar aspek
eksistensi. Ruang (Space), Realitas (Reality), Kekuatan (Power),
Jiwa (Soul), Pikiran (Mind), dan Waktu (Time).
—Wong & Doctor Strange
Kenyataan sering mengecewakan. Memang begitu.
Kini, aku bisa memanipulasi kenyataan.
—Thanos
oleh Makhluk Titan Terkuat. Kalian mungkin mengira ini penderitaan.
Bukan. Ini keselamatan. Timbangan Alam Semesta menuju
keseimbangan karena pengorbanan kalian. Tersenyumlah... bahkan
dalam kematian, kalian menjadi Anak-anak Thanos.
—Ebony Maw
Aku tahu rasanya kalah. Mati-matian merasa sudah benar, tapi tetap gagal.
Secepat kilat, semua milikmu sirna. Kutanya, apa gunanya?
Ditakuti, dihindari, Takdir tetap tak berubah. Dan sekarang sudah tiba.
Atau, haruskah kukatakan, aku sudah datang?
—Thanos
Dari awal mula Alam Semesta, tidak ada apa-apa. Kemudian, bum!
Big Bang menimbulkan enam unsur kristal, melintasi Alam Semesta hampa.
Tiap Infinity Stone, masing-masing, mengendalikan sifat dasar aspek
eksistensi. Ruang (Space), Realitas (Reality), Kekuatan (Power),
Jiwa (Soul), Pikiran (Mind), dan Waktu (Time).
—Wong & Doctor Strange
Kenyataan sering mengecewakan. Memang begitu.
Kini, aku bisa memanipulasi kenyataan.
—Thanos
“Aku benci kursi itu.”
“Kau pernah mengatakannya. Meski begitu, kuharap kau bisa mendudukinya.”
“Aku benci ruangan ini, pesawat ini. Aku benci hidupku.”
“Kau pernah mengatakannya juga. Setiap hari. Selama hampir dua puluh tahun.”
“Kau menculikku saat aku kecil.”
“Aku menyelamatkanmu.”
“Tidak. Kami bahagia di planet kami sendiri.”
“Kelaparan? Mengemis makanan? Planetmu sekarat. Aku yang menghentikannya. Tahu apa yang terjadi selanjutnya? Anak-anak lahir dengan perut kenyang, dan langit cerah... bagai di surga.”
“Kau membantai separuh populasi planet.”
“Pengorbanan kecil, demi keselamatan.”
“Kau gila!”
“Mungil, ini sederhana. Alam semesta terbatas. Sumber dayanya juga terbatas. Jika populasi tak terkendali, kehidupan akan punah. Semua harus diperbaiki!”
“Kau tidak tahu itu!”
“Hanya aku yang tahu. Dan hanya aku yang berani bertindak.”
—Thanos dan putrinya
Dulu aku pernah mengabaikan takdirku.
Aku tak akan melakukannya lagi.
—Thanos
Aku tak akan melakukannya lagi.
—Thanos
“Menurutmu, kau dibawa ke mana?”
“Biar kutebak. Rumahmu?
“Dulu. Dulu sangat indah. Titan seperti kebanyakan planet. Terlalu banyak mulut, tak cukup bertahan lama. Dan saat kami menghadapi kepunahan, aku menawarkan solusi.”
“Genosida?”
“Acak. Tak memihak, adil. Orang kaya dan miskin sama saja. Dan mereka menyebutku gila. Dan yang kuprediksi benar-benar terjadi.”
“Selamat. Ternyata kau peramal.”
“Aku seorang penyintas.”
“Orang yang bersedia membunuh miliaran orang?”
“Dengan keenam Batu, cuma kujentikkan jariku. Mereka semua musnah. Kuanggap itu belas kasih.”
“Lalu?”
“Akhirnya aku beristirahat. Sambil menyaksikan matahari terbit di Alam Semesta. Pilihan tersulit membutuhkan tekad terkuat.”
—Thanos kepada Doctor Strange