Senin, 08 Juli 2019

Dunia yang Terkutuk

Pertanyaan yang dari dulu menggelayuti pikiranku: Adakah orang yang tidak punya masalah dalam hidupnya? Berdasarkan pencarianku bertahun-tahun (dengan berinteraksi/tanya banyak orang, khususnya teman-teman dan mereka yang kukenal) jawabannya TIDAK ADA.

Semua orang punya masalah.

Ada berbagai macam masalah yang dihadapi orang di mana pun, dari masalah kecil sampai besar, dari yang ringan sampai berat, dari masalah hubungan sampai kesehatan, dari masalah paling ilmiah sampai yang absurd. Intinya, semua orang menghadapi masalah masing-masing dalam hidupnya.

Selama bertahun-tahun, aku memikirkan dan merenungkan kenyataan ini, dan mencari cara agar TERBEBAS DARI SEMUA MASALAH. Sekadar catatan, sedari kecil sampai dewasa, hidupku sudah penuh masalah. Jadi, aku sudah sangat terbiasa dengan masalah, sebegitu akrab seperti sahabat dekat.

Kedekatanku dengan masalah, setidaknya membantuku mengenali dan memetakan beragam masalah, sehingga (setidaknya pula) aku bisa menjauh dari sumber-sumber masalah. Belakangan, "perumusan"ku terkait hal ini sempat membantuku terbebas dari semua masalah manusia di dunia fana.

Berdasarkan pemetaan sederhana, setidaknya ada 3 sumber masalah utama dalam hidup: Uang, kesehatan, dan orang lain.

Menurutku, 3 hal itulah yang menjadi sumber segala masalah yang terjadi di muka bumi, yang membawa manusia pada kehidupan penuh masalah di dunia fana tanpa usai.

Karena telah menyadari sumber masalah, aku pun berusaha mengatasinya dengan caraku sendiri.

Masalah uang, aku mengatasinya dengan bekerja sangat keras, agar bisa memenuhi semua kebutuhan hidup tanpa harus berutang. Aku berhasil, dan setidaknya bisa terbebas dari masalah uang.

Masalah kesehatan, aku mengatasinya dengan menjalani sesuatu yang kusebut gaya hidup para filsuf. Aku percaya pada resep kesehatan dari zaman kuno: Semakin sedikit kau makan, semakin baik kesehatanmu. Dalam kalimat lain, "Makanlah jika lapar, dan berhentilah sebelum kenyang."

Selama bertahun-tahun, aku menjalani resep sederhana itu, dan selama bertahun-tahun pula—tolong maafkan jika terdengar pongah—aku tidak pernah sakit sama sekali!

Tubuhku senantiasa baik-baik saja, tanpa pernah bermasalah. (Kalau stres pikiran tentu saja ada, dan itu wajar).

Jadi, dua masalah terbesar dalam hidup manusia fana sudah bisa kuatasi: Uang dan kesehatan. Aku tidak bermasalah dengan keduanya.

Sekarang sumber masalah ketiga: Orang lain. Bagaimana cara mengatasi masalah yang datang dari orang lain? Bagiku mudah: Menjauhlah dari mereka!

Inilah asal usul kenapa aku memilih menjalani hidup dalam sunyi, sendirian, dan menjauh dari keramaian. Karena aku menyadari bahwa bersentuhan dengan masyarakat artinya bersentuhan dengan masalah. Aku memilih menjalani hidup sendiri dalam sunyi... dan yang ada hanya damai.

Jika ini terdengar "sok filsuf", ada cara mudah untuk membuktikan.

Sebulan saja, menjauhlah dari masyarakat, dan jangan bersentuhan dengan orang lain. Sebulan saja sendirian, jalani keseharian/kesibukanmu sendirian, dan kau akan merasakan kedamaian yang belum pernah kaurasakan.

Selama bertahun-tahun, aku menjalani gaya hidup semacam itu, dan aku benar-benar NYARIS tanpa masalah apa pun yang biasa dihadapi manusia fana di dunia yang terkutuk ini.

Aku bilang NYARIS, karena ternyata masalah datang dari sumber yang tak bisa kujauhi: Orang tuaku sendiri.

Jadi, sementara aku menjauhi keramaian dunia yang terkutuk ini, dan mulai bersyukur karena bisa menjalani kehidupan yang damai, tenteram, tanpa masalah... orang tuaku menimpakan masalah, dan hidupku kembali seperti umumnya manusia yang berlumpur masalah dan masalah dan masalah.

Karenanya, aku bertanya-tanya, adakah manusia yang tidak punya masalah? Karena bahkan aku yang telah menjauh dari masalah (dan nyaris berhasil) pun masih harus menghadapi masalah. Betapa terkutuknya dunia, kalau dipikir-pikir, dan betapa terkutuknya kehidupan kita yang fana ini.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 6 Maret 2019.

 
;