Selasa, 23 Juli 2019

Cinta Tak Kenal Hari Libur

Ingin kaya, tapi malas kerja.
Ingin banyak uang, tapi suka hari libur.
Ingin sukses, tapi senang malas-malasan.

Tidak masuk akal, tapi dilakukan.

"Orang hanya bisa menjadi sesuatu yang ia sukai." Itu hal penting yang tidak pernah diajarkan di sekolah, tapi berlaku sampai mati.

Orang hanya bisa menjadi sesuatu yang ia sukai. Sebaliknya, orang tidak akan bisa menjadi sesuatu yang ia benci.

Orang-orang sukses (dan kaya dari pekerjaannya) adalah orang-orang yang menyukai pekerjaannya. Sebegitu suka, hingga mereka ingin terus bekerja dan benci hari libur.

Kalau kau menyukai pekerjaanmu, hingga ingin terus melakukannya tanpa henti, kau bisa yakin pekerjaan itu akan membawa kesuksesan, kapan pun waktunya. Tetapi kalau kau membenci pekerjaanmu, sampai mati pun pekerjaan itu tidak akan memberi apa-apa, meski kau sangat kelelahan.

Tidak ada satu pun orang sukses dan kaya-raya dari pekerjaannya yang membenci pekerjaannya. Itu hukum abadi di balik setiap pencapaian di dunia. Karenanya, satu-satunya cara untuk bisa mencapai kesuksesan terkait pekerjaan adalah dengan mematuhi hukum itu. Cintai yang kaulakukan.

Cara mudah untuk tahu apakah kita mencintai pekerjaan kita atau tidak, cukup dengan melihat datangnya hari libur, khususnya liburan panjang. Kalau kita senang dengan datangnya hari libur (apalagi liburan panjang), artinya kita tidak mencintai pekerjaan yang kita lakukan.

Kata Kahlil Gibran, "Pekerjaan adalah cinta yang terlihat."

Dan cinta tak mengenal hari libur. Orang-orang yang mencintai pekerjaannya adalah mereka yang ingin terus bekerja. Karena dalam bekerjalah mereka menikmati kebahagiaan, kepuasan hati, senyum, dan pencapaian hidup.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 17 Agustus 2018.

 
;