Minggu, 14 Juli 2019

Mengajak Hidup Keblangsak

Kalau orang tuamu mendidik serta membesarkanmu dengan penuh kasih, hingga kau tumbuh menjadi pribadi yang menatap hidup dengan indah, dan mereka mempersiapkan segalanya dengan baik sehingga kau tidak akan kebingungan jika ditinggal mereka mati, kau sungguh anak beruntung.

Yang paling malang di muka bumi adalah anak-anak yang dibesarkan dengan kekejaman hingga tumbuh menjadi pribadi yang menatap hidup dengan suram. Dan saat orang tua mati, mereka tidak meninggalkan warisan berharga, selain hanya tumpukan masalah yang harus diselesaikan anaknya.

Ada pepatah Jawa terkenal, "anak polah bapak kepradah", yang artinya kira-kira "kesalahan anak akan ditanggung orang tuanya." Sayangnya, dalam realitas, hal sebaliknya juga sering terjadi. Orang tua—karena kebodohan—melakukan kesalahan, dan si anak yang menanggung akibatnya.

Di dunia ini, ada anak-anak yang dilahirkan hanya untuk menghadapi luka dan petaka yang ditimbulkan orang tuanya. Mereka lahir tanpa meminta, mereka tumbuh bersama kekejaman orang tua, dan saat dewasa... mereka ditimbuni masalah demi masalah demi masalah yang dibuat orang tuanya.

Karenanya aku tidak heran, saat tempo hari ada yang menulis tweet, "Orang tua yang tidak mampu punya anak tapi memutuskan punya anak, mestinya dijerat pasal kekerasan anak. Karena itu sama saja mengajak anak untuk bersama-sama hidup keblangsak."

Itu setara kejahatan berencana.

Untuk menjadi dokter, orang perlu belajar bertahun-tahun. Untuk menjadi guru, orang perlu belajar bertahun-tahun. Untuk menjadi pilot, orang perlu belajar bertahun-tahun. Tapi untuk menjadi orang tua dan membesarkan anak, mereka sama sekali tidak belajar! Benar-benar mengerikan.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 15 April 2019.

 
;