Tiap habis mandi, merasakan tubuh segar, lalu nyeruput cokelat hangat dan udud, aku merasa telah menyelesaikan satu hari dengan baik.
"Kenapa kamu mandinya selalu tengah malam?"
Rata-rata, aku bekerja 14 jam setiap hari, dan jam kerjaku biasanya baru selesai tengah malam. Jadi baru bisa mandi pas tengah malam. Seperti mungkin kebanyakan orang, aku baru mandi setelah kerja selesai.
"Kenapa sampai kerja 14 jam setiap hari?"
Sederhana saja, aku menyukai dan menikmatinya! Kerja telah membantuku menjaga kewarasan, hingga aku bisa menjalani hidup dengan normal. Bekerja memungkinkan pikiranku terus sibuk, dan itu menjaga kesehatan mentalku.
Awkarin pernah menyatakan, "Normal people probably would never understand how it feels like to be afraid of your own head and thoughts."
Kira-kira seperti itulah yang kualami, hingga aku sengaja menyibukkan pikiran terus menerus, dan menenggelamkan diri pada pekerjaan.
Kebanyakan orang mungkin senang saat rebahan atau malas-malasan, dengan pikiran kosong tanpa memikirkan apa pun. Aku justru senang saat tenggelam dalam pekerjaan, dan menjauhi aktivitas semacam rebahan atau malas-malasan. Aku harus selalu memikirkan sesuatu!
Jika terpaksa harus duduk diam, aku harus melakukan sesuatu—setidaknya membaca buku. Kalau tidak ada buku, dan tidak ada apa pun yang bisa kubaca, aku harus mencari dan mendapatkan sesuatu untuk kupikirkan. Membiarkan pikiran tak terkendali rasanya mengerikan.
Jadi, bekerja seperti pelarian sempurna bagiku. Bukan hanya menjadikan hidup lebih produktif, tapi juga memungkinkanku untuk memfokuskan pikiran pada pekerjaan. Aku merasa hampa jika tidak melakukan sesuatu, dan menyesali setiap waktu yang kuhabiskan tanpa melakukan apa pun.
Menjelang tengah malam, seperti biasa, saat kerjaku usai, lalu mandi dan nyeruput cokelat hangat dan udud, aku merasa begitu puas... satu hari berlalu, dan telah kuisi dengan baik, sebaik yang aku bisa, hingga bisa tidur dengan tenang.
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 18 September 2019.